Village Farmers Fail to Harvest, City Residents are Crowded Together, What Hope is Promised?

From BASAsulselWiki

This is a Response to the Pemuda Bersuara Berdaya wikithon

Di tengah hiruk pikuk kota yang semakin padat, kita seringkali melupakan nasib para petani di desa. Beberapa waktu yang lalu, sejumlah daerah di Sulawesi Selatan mengalami musibah banjir yang menyebabkan gagal panen besar-besaran. Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (DTPH-Bun) Sulawesi Selatan mencatat sebanyak 8.563 hektare sawah yang gagal panan akibat musibah tersebut.

Gagal panen yang terus-menerus menjadi pukulan telak bagi petani. Mereka kehilangan sumber mata pencaharian utama, terancam kemiskinan, dan terpaksa meninggalkan kampung halaman untuk mencari kehidupan yang lebih baik di kota. Namun, impian untuk hidup lebih sejahtera di kota seringkali pupus. Alih-alih mendapat pekerjaan yang layak, mereka justru harus berjuang menghadapi persaingan yang ketat dalam mencari pekerjaan, hidup di lingkungan yang padat, dan menghadapi berbagai masalah sosial lainnya.

Ketika persaingan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak sangat ketat, sementara upah yang ditawarkan tidak sebanding dengan biaya hidup yang tinggi. Akibatnya, banyak masyarakat pendatang dari desa yang terjebak dalam pekerjaan serabutan dengan gaji yang rendah. Contohnya, kota Makassar yang menempati urutan pertama jumlah penduduk tertinggi di Sulawesi Selatan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, angka pengangguran di Kota Makassar menurun. Namun tidak selaras dengan angka kemiskinan yang semakin meningkat sejak tiga tahun terakhir.

Lantas pertanyaannya adalah kehidupan yang menjajikan seperti apa yang diharapkan? Apakah kehidupan di kota benar-benar menjanjikan kesejahteraan? Sementara kondisi di desa tidak lagi memungkinkan masyarakat untuk bisa memperoleh kehidupan yang layak. Jika hal ini dibiarkan secara terus menerus, maka tidak heran jika banyak desa yang akhirnya menjadi desa mati, sementara wilayah perkotaan semakin membengkak menimbulkan berbagai masalah yang jauh dari kata sejahtera.

Apa yang harus dilakukan?

Pemerintah dalam hal ini sebagai garda terdepan harus segera mengambil tindakan nyata untuk mengatasi masalah ini. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain: Perbaikan di sektor pertanian seperti meningkatkan infrastruktur irigasi, menyediakan akses terhadap teknologi pertanian modern, dan memberikan subsidi kepada petani. Pemberdayaan masyarakat desa juga diperlukan untuk membangun desa mandiri melalui pengembangan ekonomi lokal, seperti pariwisata desa dan UMKM. Selain aspek perekonomian, peningkatan kualitas hidup di desa juga diperlukan seperti ketersediaan akses yang layak terhadap pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur dasar lainnya. Selain pemerintah, masyarakat juga memiliki peran penting. Kita dapat berkontribusi dengan cara mendukung produk-produk lokal, mengurangi konsumsi makanan impor, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.

Masalah gagal panen dan urbanisasi yang tidak terkendali merupakan tantangan besar yang harus dihadapi bangsa ini. Kita tidak dapat terus membiarkan petani menderita dan kota-kota semakin sesak. Pemerintah harus mengambil tindakan tegas dan menyeluruh untuk mengatasi masalah ini. Jika tidak, kita akan menghadapi konsekuensi yang lebih buruk di masa depan.

In the midst of the hustle and bustle of an increasingly crowded city, we often forget the plight of farmers in the villages. Some time ago, a number of areas in South Sulawesi experienced floods that caused massive crop failure. The Department of Food Crops, Horticulture and Plantations (DTPH-Bun) of South Sulawesi recorded 8,563 hectares of rice fields that failed due to the disaster.

Persistent crop failure is a devastating blow to farmers. They lose their main source of livelihood, are threatened with poverty, and are forced to leave their hometowns to seek a better life in the city. However, the dream of a better life in the city is often dashed. Instead of getting a decent job, they have to struggle with fierce competition for jobs, live in crowded neighborhoods, and face various other social problems.

While competition for decent jobs is fierce, the wages offered are not commensurate with the high cost of living. As a result, many rural migrants are trapped in low-paying odd jobs. For example, the city of Makassar has the highest number of unemployed people in South Sulawesi. Based on data from the Central Bureau of Statistics, the unemployment rate in Makassar City is declining. However, this is not in line with the poverty rate, which has been increasing for the last three years.

So the question is, what kind of prosperous life is expected? Does life in the city really promise prosperity? Meanwhile, conditions in the village no longer allow people to be able to get a decent life. If this is allowed to continue, it will not be surprising if many villages eventually become dead villages, while urban areas are increasingly swelling, causing various problems that are far from prosperous.

What should be done?

The government, in this case as the frontline, must immediately take concrete actions to overcome this problem. Some things that can be done include: Improvements in the agricultural sector such as improving irrigation infrastructure, providing access to modern agricultural technology, and subsidizing farmers. Village community empowerment is also needed to build independent villages through local economic development, such as village tourism and MSMEs. In addition to economic aspects, improving the quality of life in villages is also needed, such as the availability of proper access to education, health, and other basic infrastructure. Apart from the government, the community also has an important role to play. We can contribute by supporting local products, reducing consumption of imported food, and raising awareness of the importance of preserving the environment.

The problems of crop failure and uncontrolled urbanization are big challenges that this nation must face. We cannot continue to let farmers suffer and cities become overcrowded. The government must take decisive and comprehensive action to address these issues. Otherwise, we will face worse consequences in the future.

Affiliation
UIN Alauddin Makassar
Age
16-21

What do you think about this response?

0
Vote

Comments below!


Anonymous user #1

one month ago
Score 0 You
Setujuuh

Anonymous user #1

one month ago
Score 0 You
Setuju banget ini

Anonymous user #1

one month ago
Score 0 You
Mantapppp

Anonymous user #1

one month ago
Score 0 You
great

Anonymous user #1

one month ago
Score 0 You
setuju, gagal panen dan urbanisasi yang tidak terkendali memang menjadi masalah yang harus diprioritaskan.

Anonymous user #1

one month ago
Score 0 You
good

Anonymous user #1

one month ago
Score 0 You
Informasinya menarik!

Basasulsel admin

one month ago
Score 0++
Menarik

Inur03849

one month ago
Score 0++
Menarik

Nurazizhaazizha

one month ago
Score 0++
menarik

Anonymous user #1

one month ago
Score 0 You
menarik

Salsabilanur755

one month ago
Score 0++
menarikk

Nurmi300427

one month ago
Score 0++
Menarik

Anonymous user #1

one month ago
Score 0 You
menarikk

Anonymous user #1

one month ago
Score 0 You
menarik

Anonymous user #1

one month ago
Score 0 You
Menarik

Nurfazila1306

one month ago
Score 0++
Sangat setuju

Anonymous user #1

one month ago
Score 0 You
omegatt anbesss kerenn bgttt

Besseagustiani13

one month ago
Score 0++
omegatt anbess keren sekaliiđŸ„č

Fajar45

one month ago
Score 0++
Cocok banget, ide yang sangat cemerlangđŸ”„đŸ€©

Muh Risyad Aminullah

one month ago
Score 0++
Sangat selaras dengan fakta yang ada dilapangan

Santriku22

one month ago
Score 0++
sangat menarik terimakasih info nya

Ridhoanugraha0087

one month ago
Score 0++
sangat menarik terimakasih

Muhridho0000

one month ago
Score 0++
krenn sangat menarikkđŸ‘đŸ»

ANUGRAH

one month ago
Score 0++
terimakasih atas informasinya

Annisftri00

one month ago
Score 0++
Menarik banget

22026rabbisulyani

one month ago
Score 0++
Setujuu, kita butuh pemimpin yang bisa memprioritaskan masalah ini
Add your comment
BASAsulselWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.