Tatapan Kehidupan Politik dari Kursi Kucing: Seorang Pemuda dengan Kecenderungan Acuh Tak Acuh Kucing

From BASAsulselWiki
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
0
Vote
Photo source
Author(s)
Category
College/University
Reference
Competition
PemudaPemilu1


Add your comment
BASAsulselWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

Elections: Apathy or what?

Description


In English

With a politics book in hand, I attempted to explain geopolitics to my pet cat, Bobo. His indifferent gaze suggested complete disinterest. Even though I insisted he listen to my narrative about the election and policy, he was more focused on licking his fur. As if to say, "Spare me from your lectures." I tried a new tactic, teasing with toys. Bobo, without a doubt, would rather play than discuss the economic crisis. In silence, I realized that maybe I should find a more creative way to share the world of politics with real friends who prefer toys to long speeches.

In Indonesian

Dengan buku politik di tangan, saya berusaha menjelaskan geopolitik kepada kucing peliharaan, bobo. Tatapan acuh tak acuhnya mengisyaratkan ketidakberminatan total. Meski aku memaksa dia mendengarkan narasiku tentang pemilihan dan kebijakan, dia lebih fokus menjilat bulunya. Seolah berkata, "Bebaskan aku dari ceramahmu." Saya mencoba taktik baru, menggoda dengan mainan. Bobo, tanpa ragu, lebih memilih bermain daripada membahas krisis ekonomi. Dalam diamnya, aku menyadari bahwa mungkin aku harus menemukan cara yang lebih kreatif untuk berbagi dunia politik dengan teman sejati yang lebih suka mainan daripada pidato panjang.

In Makassar

"Dengan buku politik di tangan, sia berusaha nyo'rokkan geopolitik ka kucing peliharaan sia, Bobo. Tatapan acuh tak acuhnya menyiratkan kurang minat total. Walaupun sia makke' dia biar nge'pel naru'ku tentang pilihan raya dan kebijakan, dia lebih fokus menjilat bulunya. Maci'na, "Bebaskan sia dari ceramahmu." Sia coba taktik anyar, nggoda dengan mainan. Bobo, tanpa ragu, lebih pilih main ketimbang megajari krisis ekonomi. Dalam sepi'na, sia sadari mungkin sia patu mencari cara yang lebih kreatif untuk mapparangkan dunia politik ka teman sejati yang lebih suka mainan ketimbang pidatu panjang.