Korban Janji Politik atau Penentu Perubahan?

From BASAsulselWiki
0
Vote
Photo source
Author(s)
Affiliation
Universitas Bosowa
Category
College/University
Reference
Competition
ForYourPolitics


Add your comment
BASAsulselWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

What will happen if politics is run by young people who only care about memes and emojis rather than laws?

Description


In English

In the run-up to the 2024 General Election, the question of the role of youth as victims of political promises or determinants of change is becoming increasingly urgent. Youth, as a dynamic force that shapes the future direction of the nation, are faced with a big challenge: How do they respond to political promises that will once again fill the political stage? Youth witness first-hand the promises made by aspiring leaders, and often, high expectations surround the electoral process. However, as time passes, how do youth define their role in realizing these promises? Are they just victims of unrealized political promises, or do they have the capacity to become real agents of change? In the context of the 2024 General Election, this discussion delves into the dynamic relationship between youth, political promises, and collective responsibility in determining the future of the country. Can youth utilize their active participation to drive positive change, or will they continue to be victims of sometimes empty political rhetoric? Through dialog and reflection, we will explore how youth can play a key role in the 2024 elections, turn expectations into concrete actions, and shape a more resilient political future. Are youth ultimately just victims of political promises, or do they truly have the power to be positive change-makers in this election era?

In Indonesian

Dalam menyongsong Pemilu 2024, pertanyaan seputar peran pemuda sebagai korban janji politik atau penentu perubahan menjadi semakin mendesak. Pemuda, sebagai kekuatan dinamis yang membentuk arah masa depan bangsa, dihadapkan pada tantangan besar: Bagaimana mereka merespons janji politik yang akan kembali mengisi panggung perpolitikan? Pemuda menjadi saksi langsung dari janji-janji yang diutarakan oleh para pemimpin calon, dan kerap kali, ekspektasi tinggi melingkupi proses pemilu. Namun, seiring berjalannya waktu, bagaimana pemuda mengartikan perannya dalam mewujudkan janji-janji tersebut? Apakah mereka hanya menjadi korban dari janji-janji politik yang tidak terealisasi, ataukah mereka memiliki kapasitas untuk menjadi agen perubahan yang nyata? Dalam konteks Pemilu 2024, diskusi ini meresapi dinamika hubungan antara pemuda, janji politik, dan tanggung jawab kolektif dalam menentukan masa depan negara. Apakah pemuda dapat memanfaatkan partisipasi aktif mereka untuk mendorong perubahan positif, ataukah mereka akan terus menjadi korban dari retorika politik yang kadang-kadang bersifat kosong? Melalui dialog dan refleksi, kita akan menjelajahi bagaimana pemuda dapat memainkan peran kunci dalam pemilu tahun 2024, mengubah ekspektasi menjadi tindakan konkret, dan membentuk masa depan politik yang lebih tangguh. Apakah pemuda pada akhirnya hanya menjadi korban janji politik, ataukah mereka benar-benar memiliki kekuatan untuk menjadi penentu perubahan yang positif di era pemilu ini?

In Makassar