Korban Janji Politik atau Penentu Perubahan

From BASAsulselWiki
Revision as of 03:10, 14 December 2023 by Mochammad Refa Amirul Hamzah (talk | contribs)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
20231214T014717830Z452365.jpg
0
Vote
Photo source
Author(s)
Affiliation
Universitas Bosowa
Category
College/University
Reference
Competition
ForYourPolitics


Add your comment
BASAsulselWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

What will happen if politics is run by young people who only care about memes and emojis rather than laws?

Description


In English

Youth, as agents of change and pillars of nationhood, are often witnesses to political promises made in the electoral arena. However, as time goes by, a fundamental question arises: Are youth only victims of political promises, or do they have a crucial role as determinants of change?

In the election era, where political promises take center stage, youth often experience emotional turmoil and high expectations of the elected leaders. However, to what extent can these promises be realized, and are youth able to become a decisive force for change?

This discussion invites us to reflect on the dynamic relationship between youth, political promises and elections. Are youth only victims of unrealized promises, or do they have a key role in realizing the desired changes? Can active youth participation in elections be a catalyst for positive transformation in the political system?

We will explore the critical role of youth in elections, exploring the hopes, disappointments, and potential changes that their participation can bring. Through this dialog, it is hoped that youth can take a more active role in determining the direction of political change, rather than simply becoming victims of empty promises.

Let's reflect together, whether the youth are only victims of political promises, or whether they are truly the determinants of change in the future of this country.

In Indonesian

Pemuda, sebagai agen perubahan dan pilar kebangsaan, seringkali menjadi saksi dari janji politik yang terucap dalam arena pemilu. Namun, seiring berjalannya waktu, pertanyaan mendasar muncul: Apakah pemuda hanya menjadi korban janji politik, ataukah mereka memiliki peran krusial sebagai penentu perubahan?

Dalam era pemilu, di mana janji-janji politik menjadi sorotan utama, pemuda sering mengalami gejolak emosional dan ekspektasi tinggi terhadap pemimpin yang terpilih. Namun, sejauh mana janji-janji tersebut dapat diwujudkan, dan apakah pemuda mampu menjadi kekuatan penentu perubahan?

Diskusi ini mengajak untuk merenung tentang dinamika hubungan antara pemuda, janji politik, dan pemilu. Apakah pemuda hanya menjadi korban dari janji-janji yang tak terealisasi, ataukah mereka memiliki peran kunci dalam mewujudkan perubahan yang diinginkan? Apakah partisipasi aktif pemuda dalam pemilu dapat menjadi katalisator bagi transformasi positif dalam sistem politik?

Kita akan menjelajahi peran kritis pemuda dalam pemilihan umum, menggali harapan, kekecewaan, dan potensi perubahan yang bisa dihasilkan oleh partisipasi mereka. Melalui dialog ini, diharapkan pemuda dapat mengambil peran lebih aktif dalam menentukan arah perubahan politik, bukan sekadar menjadi korban janji-janji kosong.

Mari bersama-sama merenung, apakah pemuda hanya menjadi korban janji politik, ataukah mereka benar-benar menjadi penentu perubahan di masa depan negeri ini.

In Makassar