Sexual Violence Against Women in Education (Kekerasan Pada Wanita di Dunia Pendidikan)
From BASAsulselWiki
Revision as of 12:56, 1 August 2022 by Siti Fathin Faizah Yunus (talk | contribs) (Created page with "{{PageSponsor}} {{WomenSpirit |Page Title id=Sexual Violence Against Women in Education (Kekerasan Pada Wanita di Dunia Pendidikan) |Photograph=20220801T125534415Z352666.jpeg...")
Jump to:navigation, search
Description
English
Violence against women is no stranger to hearing lately. How not, of all people and places can do it. Be it at home, the neighborhood/neighborhood, school environment, Islamic boarding school, campus, office, market, concert and anywhere it can happen. Again, the victims are women. And he couldn't understand it anymore, even children or toddlers could be victims, it's so sad in today's world. All of this is based on a method or method that is always evolving without being followed by a policy on the protection of victims and the community that can regulate their needs. However, what has recently been highlighted is sexual violence in the realm of education.
A world of education is actually the realm of students to develop their talents, a place to study, hone soft skills, and become a safe space. But as for now, that's no longer the case. Because in fact cases like this have happened a lot in schools and campuses which are campus secrets that are deliberately forgotten. Not many victims dare to voice their abuse, because the stigma of violence against victims is still very strong, not to mention if the perpetrator has more power in the world. education. This can be done with various actors, such as teachers, school/administrative staff, security guards, lecturers, seniors, and even friends. Reviewing the cases in the pesantren, the female students were ordered to take off all their clothes in front of the teacher, with the intention of believing in a belief without logic. All this is done with the aim of fulfilling the desires of the teacher himself. But in fact, the female students who could understand the teacher's intention denied the treatment, because it was an example of inappropriate behavior to do. It's also different in the campus environment, from the information I read, the lecturer took the opportunity when the student came to see him for thesis guidance or other things. They can touch, or do things that frighten the student or even traumatize them. So what is the role of the government in this situation? How should the government place women to be safe and secure? Does the government have the heart to see all women treated the same as other victims?Of course, the government has to start improving itself. The number of cases that began to emerge to the public should provide a slap to change immediately. We hope that the current government is still faithful to accompany and facilitate by creating a forum for child protection, the National Human Rights Commission, and others. And I also hope that all of this is thoroughly investigated to the end, so that the perpetrators and others do not do this and do not continue again. More able to voice the hearts of victims of abuse, provide education about sexual violence from an early age. In order not to happen things that are not desirable. The women can also feel safe and peaceful, no longer traumatized. And can feel freedom without feeling afraid and traumatized.
Indonesian
Kekerasan pada wanita sudah tidak asing lagi didengar belakangan ini. Bagaimana tidak, dari semua orang dan tempat bisa saja melakukannya. Baik itu di rumah sendiri, lingkungan rumah/tetangga, lingkungan sekolah, pesantren, kampus, kantor, pasar, konser dan dimana saja itu bisa terjadi. Lagi lagi yang menjadi korban adalah perempuan. Dan tidak habis pikirnya lagi, anak anak atau balita pun bisa jadi korbannya, saking mirisnya dunia sekarang ini. Semua ini didasari dengan modus atau cara yang selalu berkembang tanpa diikuti adanya kebijakan atas perlindungan terhadap korban dan masyarakat yang dapat mengatur kebutuhan mereka. Tetapi yang akhir akhir ini sering disorot ialah kekerasan seksual dalam ranah pendidikan.
Sebuah dunia pendidikan sebetulnya ranah para siswa untuk mengembangkan bakat yang dimilikinya, tempat menuntut ilmu, mengasah soft skill, dan menjadi ruangyang aman. Tetapi seepertinya untuk sekarang, itu sudah tidak berlaku lagi. Karena nyatanya kasus seperti ini sudah banyak terjadi di sekolah maupun di kampus yang menjadi rahasia kampus yang sengaja dilupakan.Tidak banyak korban yang berani untuk menyuarakan pelecehan yang dilakukan, karena stigma kekerasan pada korban masih sangat kuat, belum lagi jika pelaku memiliki kuasa lebih dalam dunia pendidikan. Hal ini bisa saja dilakukan dengan pelaku yang beragam, seperti guru, staff sekolah/administrasi, satpam, dosen, senior, bahkan teman sendiri. Meninjau kasus yang ada di pesantren, para santriwati di suruh membuka seluruh pakaiannya di depan gurunya, dengan maksud percaya akan adanya kepercayaan tanpa logika. Semua ini dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi syahwat gurunya itu sendiri. Tetapi nyatanya para santriwati yang sudah bisa mengerti maksud akan dari gurunya itu membantah perlakuan tersebuat, karena itu termasuk contoh perilaku yang tak senonoh untuk dilakukan. Berbeda juga di lingkungan kampus, dari informasi yang kubaca, dosen mengambil kesempatan tersebut pada waktu mahasiswi dtang menemuinya untuk bimbingan skripsi atau dan lainnya. Mereka bisa meraba, atau melakukan hal yang membuat mahasiswi ketakutan atau bahkan menimbulkan trauma. Lantas bagaimana peran pemerintah terhadap situasi seperti ini? Bagaimana seharusnya pemerintah menempatkan para wanita agar aman dan terjaga? Apakah pemerintah tega melihat semua wanita diperlakukan sama dengan para korban lainnya?Tentunya pemerintah harus mulai berbenah diri. Banyaknya kasus yang mulai mencuat ke publik seharusnya memberikan tamparan untuk segera berubah. Kamiberharap pemerintah saat ini masih setia mendampingi dan memfasilitasi dengan membuat forum perlindungan anak,komnas ham, dan yang lainnya. Dan berharap juga, semua ini diusut tuntas hingga akhir, agar para pelaku dan yang lainnya tidak melakukan hal tersebut dan tidak berlanjut lagi. Lebih bisa menyuarakan isi hati korban pelecehan, memberi pendidikan tentang kekerasan seksual sejak dini. Agar tidak terjsdi hal hal yang tidak diinginkan. Para wanita juga bisa merasakan aman dan kedamaian, tidak trauma lagi. Dan bisa merasakan kebebasan tanpa merasa takut dan trauma.
Makassar
⏤
Other local Indonesian Language ( )
⏤
Enable comment auto-refresher