Literature Pemuda Milenial

From BASAsulselWiki
Revision as of 05:51, 14 December 2023 by Datulin Lembang (talk | contribs) (Created page with "{{PageSponsor}} {{Literature |Page Title id=Pemuda Milenial |Photograph=20231215T004920491Z959048.jpeg |Authors=Resvi Mangesak |Affiliation=Unibos/Administrasi Negara |Kategor...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
20231215T004920491Z959048.jpeg
Photo source
Author(s)
Affiliation
Unibos/Administrasi Negara
Category
College/University
Reference


Add your comment
BASAsulselWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

Description


In English

In Indonesian

Generasi muda merupakan harapan dari cita-cita untuk keberlangsungan pembangunan nasional, karena tidak selamanya generasi muda sekarang ini tetap bertahan. Tentu kita butuh generasi penerus yang bisa membawa perubahan pada bangsa kita. Terutama dalam hal politik, kita sebagai generasi muda harus bisa untuk berpikir kritis terhadap isu yang terjadi, apalagi untuk kasus demo mahasiswa yang sedang memanas tentang penolakan RUU KUHP. Peran generasi muda sangat dibutuhkan dalam membantu masyarakat menyalurkan aspirasinya. Sebagai generasi muda kita harus peduli terhadap bangsa ini, karena ditangan pemudalah harapan bangsa.

Di dalam UUD No. 40 Tahun 2008 Pasal 17 ayat 3 disebutkan peran aktif pemuda sebagai agen perubahan diwujudkan dengan mengembangkan salah satunya adalah pendidikan politik dan demokratisasi. Maka telah menjadi kewajiban generasi muda untuk ikut dalam pembangunan nasional dalam melakukan pendidikan politik dengan tujuan mewujudkan sistem politik yang lebih baik. Tetapi banyak tantangan bagi pemuda untuk berkegiatan dalam politik. Salah satunya politik di Indonesia yang masih menjadi ajang perebutan kekuasaan dan kasus korupsi. Terutama dengan adanya media sosial dalam lingkup politik. Media sosial menjadi kekuatan dalam berpolitik. Media sosial sangat mempengaruhi setiap orang dengan dua kemampuan penting: memproduksi konten dan membentuk jaringan hingga skala transnasional. Banyak pemberitaan di media sosial yang memperlihatkan sisi negatif anggota partai politik yang memberi dampak buruk bagi pembaca.

Banyaknya kasus korupsi yang diberitakan media membuat para pemuda menjadi tidak percaya dengan partai politik. Sebagai generasi muda kita tidak boleh dengan mudah menerima apa yang diberitakan di media. Kita harus mampu mencerna dengan baik hal-hal tersebut sehingga tidak menimbulkan salah paham antar golongan. Karena bisa jadi apa yang di beritakan di media sosial itu perbuatan dari oknum yang ingin menjatuhkan partai lain. Berkampanye melalui media sosial banyak manfaatnya. Cara ini lebih mudah dan efektif. Lebih mudah karena visi dan misi partai politik bisa langsung direspon oleh rakyat. Lebih efektif karena bisa menjangkau seluruh rakyat baik di kota maupun desa.

In Makassar