Pemilihan umum telah menandai awal era politik

From BASAsulselWiki
Revision as of 09:25, 7 December 2023 by Muh Ilham Awaluddin (talk | contribs) (Created page with "{{PageSponsor}} {{Literature |Page Title id=Pemilihan umum telah menandai awal era politik |Page Title=Pemilihan umum telah menandai awal era politik |Photograph=20231207T0924...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
20231207T092448164Z656950.jpg
Photo source
Author(s)
Category
High School
Reference


Add your comment
BASAsulselWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

Description


In English

the general election has marked the beginning of an era of politics led by young people more interested in memes and emojis than legislation.

The elected political youth, filled with their creative spirit, flooded the courtroom with hilarious memes that created excitement among the citizens. They turn legislative proposals into emojis that often confuse senior legislators but excite younger generations.

However, when they had to pass substantial legislation, chaos began. Proposals framed with emojis and memes become unclear, and political decisions are made based on trending emojis, not on considerations of legal substance.

Social media is filled with confusion and chaos. Genovian citizens are starting to realize that politics based solely on memes and emojis is not sustainable. Protests arose, with demands that these political youth take their duties more seriously.

As the situation escalated, a group of responsible political youth decided to change their approach. They learn to combine their creativity with deeper legal knowledge. With collaboration between the younger and older generations, they are able to produce balanced policies, integrating humor and wisdom.

In Indonesian

pemilihan umum telah menandai awal era politik yang dipimpin oleh kaum muda yang lebih tertarik pada meme dan emoji daripada undang-undang.

Pemuda politik yang terpilih, dipenuhi semangat kreatifitas mereka, membanjiri ruang sidang dengan meme lucu yang menciptakan kegembiraan di antara warga. Mereka mengubah proposal undang-undang menjadi emoji yang sering membingungkan para legislator senior, tetapi membuat generasi muda jadi antusias.

Namun, saat mereka harus mengesahkan undang-undang yang substansial, kekacauan dimulai. Proposal yang disusun dengan emoji dan meme menjadi tidak jelas, dan keputusan politik diambil berdasarkan trending emoji, bukan pada pertimbangan substansi hukum.

Media sosial dipenuhi dengan kebingungan dan kekacauan. Warga Genovia mulai menyadari bahwa politik yang hanya didasarkan pada meme dan emoji tidaklah berkelanjutan. Protes pun muncul, dengan tuntutan agar pemuda politik ini memperhatikan tugas mereka dengan lebih serius.

Ketika situasi semakin memanas, sekelompok pemuda politik yang bertanggung jawab memutuskan untuk mengubah pendekatan mereka. Mereka belajar untuk menggabungkan kreativitas mereka dengan pengetahuan hukum yang lebih mendalam. Dengan kolaborasi antara generasi yang lebih muda dan lebih tua, mereka mampu menghasilkan kebijakan yang seimbang, mengintegrasikan humor dan kebijaksanaan.

In Makassar