UPGRADE DALAM PROSES - HARAP KEMBALI DI AKHIR MEI

kue benang-benang

Dari BASAsulselWiki
Lompat ke:navigasi, cari
20240219T235203375Z640313.jpg
0
Vote
Sumber Foto
Penulis
Organisasi/Sekolah
SMAN 9 GOWA
Kategori
SMA/SMK
Referensi Lainnya
Kompetisi
Pangan


Tambahkan komentar Anda
BASAsulselWiki menerima segala komentar. Jika Anda tidak ingin menjadi seorang anonim, silakan daftar atau masuk log. Gratis.

Apa makanan khas daerahmu yang ingin sekali kamu perkenalkan kepada temanmu?

Deskripsi


Bahasa Inggris

Bannang-bannang is often interpreted as a symbol of an intertwined relationship, which is why this cake is always present at wedding ceremonies as a symbol of the interconnectedness and close relationship between the two families who are carrying out the wedding ceremony. The bride and groom and their families are expected to need each other and work together until death do them part.

Bannang-bannang looks like a rectangular tangle of thread. The taste is savory and sweet, suitable as a snack when sipping tea or coffee at a wedding party. Bannang-bannang is made from rice flour and brown sugar. Traditional Makassar society and surrounding people think that Bannang-bannang is a symbol of eternity and undecided. This means, that in marriage, husband and wife must always together in unceasing relationship, even in conditions of incapacity

the couple guessed.

Bahasa Indonesia

Sekilas tentang Bannang-Bannang

Bannang-bannang merupakan salah satu makanan khas dari Sulawesi Selatan. Dalam bahasa Makassar disebut bannang-bannang. sedangkan dalam bahasa Bugis disebut nennu'- nennu. Kue yang berbahan dasar dari tepung beras dan gula merah ini memiliki bentuk seperti benang kusut. Bannang-bannang sendiri merupakan salah satu kue yang selalu ada dalam lamaran hingga pernikahan.

Filosofi dan Makna

Bannang-bannang memiliki bentuk seperti benang kusut, yaitu benang yang pangkal dan ujungnya tidak tahu berada dimana. Hal ini menggambarkan beberapa makna dan filosofi, yaitu pertama sebagai manusia kita tidak perlu mempermasalahkan siapa kita, darimana asal usul kita, asalkan selama yang kita lakukan adalah mulia, maka lakukanlah. Makna kedua, yaitu sebagai penggambaran kehidupan rumah tangga / pernikahan sebagai satu kesatuan yang saling terkait (bergabungnya 2 keluarga yang saling membutuhkan dan bekerja sama) dan takkan pernah bisa dipisahkan hingga maut memisahkan. Semakin kusut maka makin sulit untuk diurai atau dipisahkan. Sedangkan rasa gurih dan manis yang dihasilkan dari bannang-bannang menggambarkan sebuah harapan manisnya perjalanan dari pernikahan hingga proses berumah tangga.

Bahasa Makassar