Tell us about your emotional holiday moments! Post your comments here or propose a question.

HARMONY INTERRELIGIOUS PEOPLE

20230215T081232625Z167149.jpg
0
Vote
Title (Indonesian)
KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA
Title (Makassar)
ROKKONG RI LALANG AGAMAYYA
Photo Reference
Fotografer
Photograph credit
Category
SMA (high school)
Author(s) / Contributor(s)
  • Naila Fauzyah Ilham
  • St. Nurjannah
Institution / School / Organization
SMA NEGERI 1 GOWA
Related Places
    Wikithon competition
    Harmony


    Add your comment
    BASAsulselWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

    What is your idea in embracing tolerance for religious diversity in your community?

    Videos

    @naila&jannah.salis

    Description


    In English

    In the world website, it is recorded that the number of religions in the world is more than 4,000 religions. Each religion has a different number of followers. So now, it feels natural to say that wherever we live, there are always differences in religion.

    Facing these differences is not something simple. Some people think that religious diversity can be a resource that can advance the civilization of a group, but some others think that religious diversity has the potential to create misunderstandings and conflicts. Different perceptions of religious diversity also determine our attitude and behavior in dealing with it.

    Whether we realize it or not, everyone has an attitude towards a group in religion. There is a negative attitude towards a certain group or person simply because of membership in a certain religious group.

    Don't we still hear some say: "ah, it's so funny worshiping statues" or "don't be friends with Muslims, they are fanatics." The existence of negative prejudice like this can also trigger negative behavior towards people or groups that are different from us. The impact can disrupt inter-group relations, and can even divide the unity of a country.

    No matter how diverse our religions are, there are needs that are common to all, namely the need to be understood, accepted, valued, and treated equally.

    No matter their religion, no matter their caste, no matter their beliefs, no matter their level of faith, they are equal before the law and their voices deserve to be heard.

    Often, religion becomes a separator for us to make friends and mingle. In fact, one thing that is important to realize is understanding that religious diversity really requires open-mindedness and logic.

    Religious diversity can add to friendship bonds. If we are only friends or know people of the same religion, we must have few compared to friends with people of different religions, right?

    Religious diversity provides opportunities to learn about differences. The diversity of religions provides an opportunity to have various perspectives in looking at life. The diversity of religions provides an opportunity to understand each other and develop empathy.

    How to live in a diversity of religions? Of course, everything has to start from yourself.

    The first thing to do is awareness, the thought that everyone is different. It doesn't mean we have to follow other people's values ​​or principles, but every difference in choice should be respected.

    Second, study. If there are many religious differences, act as a learner, don't interfere too much and don't blame other people's principles of life, that is their choice, try to understand and learn about the differences.

    The essence of maintaining relations between different religions is to apply adab in society. Develop tolerance, mutual respect, mutual respect and love for each other.

    We can embrace together, we can accept other people's differences, and with that we can also put aside ego regardless of differences in beliefs. To create a safe, comfortable and peaceful environment.

    In Indonesian

    Dalam situs dunia, tercatat jumlah agama yang ada di dunia adalah lebih dari 4.000 Agama. Masing-masing agama memiliki jumlah pengikut yang berbeda-beda. Sehingga sekarang ini, rasanya wajar untuk mengatakan bahwa dimanapun kita tinggal, selalu ada perbedaan agama di dalamnya.

    Menghadapi perbedaan tersebut memang bukan sesuatu yang sederhana. Beberapa orang menganggap keberagaman agama dapat menjadi sumber yang dapat memajukan peradaban suatu kelompok, namun beberapa lainnya beranggapan bahwa keberagaman agama berpotensi untuk memunculkan kesalahpahaman dan konflik. Persepsi yang berbeda-beda terhadap keberagaman agama turut menentukan pula sikap dan perilaku kita dalam menghadapi hal tersebut.

    Disadari atau tidak, setiap orang memiliki sikap terhadap suatu kelompok dalam agama. Ada sebuah sikap negatif terhadap kelompok tertentu atau seseorang semata-mata karena keanggotaannya dalam kelompok agama tertentu.

    Bukankah kita masih mendengar ada yang berkata: “ah, sangat lucu menyembah patung” atau “jangan berteman dengan Muslim, mereka itu fanatik.” Adanya prasangka negatif seperti ini dapat memicu perilaku yang negatif pula terhadap orang atau kelompok yang berbeda dari kita. Dampaknya bisa mengganggu hubungan antar-kelompok, bahkan bisa memecah-belah kesatuan suatu negara.

    Betapapun beragamnya agama kita, terdapat kebutuhan-kebutuhan yang sama untuk semuanya, yaitu kebutuhan untuk dipahami, diterima, dihargai, dan diperlakukan setara.

    Tidak peduli agamanya, tidak peduli kastanya, tidak peduli kepercayaannya, tidak peduli tingkat imannya adalah setara dimata hukum dan suaranya layak untuk didengar.

    Seringkali, agama menjadi pemisah untuk kita berteman dan berbaur. Padahal, satu hal yang penting disadari adalah memahami bahwa keberagaman agama sangat membutuhkan keterbukaan wawasan berpikir dan berlogika.

    Keberagaman agama dapat menambah ikatan pertemanan. Jika kita hanya berteman atau mengenal yang se-agama pasti sedikit dibandingkan berteman dengan orang yang berbeda-beda agama, bukan?

    Keberagaman agama memberikan peluang untuk dapat mempelajari perbedaan. Keberagaman agama memberikan kesempatan untuk memiliki berbagai macam perspektif dalam memandang kehidupan. Keberagaman agama memberikan kesempatan untuk saling memahami dan mengembangkan empati.

    Bagaimana cara hidup dalam keberagaman agama? Tentu, segala sesuatunya harus dimulai dari diri sendiri.

    Pertama yang harus dilakukan adalah adanya kesadaran, pikiran bahwa setiap orang itu berbeda. Bukan berarti kita harus mengikuti nilai atau prinsip yang dianut orang lain tetapi setiap perbedaan pilihan patut dihargai.

    Kedua, belajar. Jika terdapat banyak perbedaan agama, bertindaklah sebagai pembelajar, tidak terlalu ikut campur dan tidak menyalahkan prinsip hidup orang lain, itu sudah menjadi pilihan mereka, cobalah mengerti dan mempelajari perbedaan yang ada.

    Inti dari menjaga hubungan antar perbedaan agama adalah terapkan adab dalam bermasyarakat. Kembangkan toleransi, saling menghormati, saling menghargai, dan saling menyayangi.

    Kita bisa merangkul bersama, kita bisa menerima perbedaan orang lain, dan dengan itu pula kita bisa mengenyampingkan ego terlepas dari perbedaan kepercayaan yang ada. Hingga terbentuknya lingkungan aman, nyaman, dan damai.

    In Makassar

    Anne ri linoa jai tau caraddek, ri linoa anne niak 4.000 annakgalak agama. Agamayya ngaseng ammallak akrupa-rupa. Anggenna kamma-kamma anne, cocomi anjo nakana tawwa manna kemae ammantang, pakasiakna niak tena siagang agamana ri lalang.

    Tantumi tena na gampang punna niak sabak nani palekbaki. Jai tau angkana punna jai agama ri kelompok ta kullei maeriolo katallassanga, niak tong angkana punna jai agama jai pandapak na munjuluk sisala pahanga siagang passibajiang, panggappana tena na singkamma punna jai agama kelakuanga siagang panggaukangta appengaru tongngi.

    Ni issengi ato tena, ta'sere tau massing maraengngi sipakna i lalang sekrea kelompok agamayya. Niak tau pikiranna sisalayya mange ri kelompok nasabak iamintu anggota niak i lalang ri agama tantuaji.

    Tenaka nu lekbak allangeri tau akkana, "ah sanna lucuna anyombah patung" iareka "teako agangi sigang Islam nasabak tau sanna tappana." Riniana ranggasela ato panggaukang kodi kamma anjo anjari passabang kajariang panggaukang kodi mengeritauwa ieraka risekrea pakrimpungang tenaya na sijulu rikatte. Pannabayanna akkullei naganggu risekrea pakrimpungang iareka akkullei napasisala.

    Manna ante kamma rupanna agamayya niak kaparalluang ni passamai iami anjo massing nikaparalluang erok nipariati, nitarima, nipakatau, siagang ni passingkamma.

    Tena najampangi agamana, tena najampangi assala kabattuanna, tena najampangi pa'na'galanna, tena najampangi katappa kanna sangkamma rimata hukum siagang pauanna akkullei ni pilanggeri.

    Biasana agamayya anjari pangngala ri katte annyambung paksakribattang julempo nasabak niak sekre parallu ni paissengi iami anjo ni kanaya Ranli Niana Rua Tallu agama sanna nikaparalluanna nikanaya kalompoang nyawa pikkirang lambusu siagang pakmaik bajik.

    Akrrupa-rupai agamayya akkullei katambang aganga punna sangngingja bawang agang iyareka niasseng ia annakgalaka agama parallui sikekdek nipikkiri pasiagangnga siagang tau maraenga agamana.

    Lanri jaina rupanna agama akkullei assere doang ni kulle pappilajari ni kanaya sisala panggappa, lanri nia'na Jaina rupanna agama akkullei akjari oloang amallaki pikkirang mabaji lareka pikkirang lambusu. Siagang akkullei jari passabakkiang panjareki ilalang passari battangngan siagang kalompoang nyawa.

    Antekamma caranya tallasa ilalang ri rupa-rupaya agama? Tantu, sikamma apa-apa parallui nipakamulai ribatang kalea.

    Uru parallu ni gaukang iami anjo parallui niakna pikkirang bajik, pikkirang akkanaya tasserei sere tau tena na singkamma kamma, manna na kamma anjo tena na parallu ni pinawang Kana tappana takgala ri batang kalenna. mingka paralluki si pakatau.

    Makarua, appilajaraki. Punna nigappa Jai massing maraeng agama, akgaukki sangkamma pappilajarang, tena natakliwa antama ancampuri siagang tena nanisalahkangi panggappanna tallasak tau maraenga, iya minjo erokna tawwa. Pakasiaki kipahangngi siagang kipilajari maraenga ia niaka.

    para-parata kulleji tawwa annakgala sigadang, akkulle annarima rupa-rupanna tau maraeng, sigang pole akkulle niparisakri pakmiatia silappassang ri rupa-rupaya agama anjo niaka.

    Battuna ri akjaga hubungan perbedaan agamayya iamintu ribattallang niak ri lalang tau maraenga. Paralluki appakalompo pakgaukang sipakatau, sipakalakbirik, sipakaingak, na sijulupakmaik.

    In Buginese

    In Torajanese

    In other languages

    [[Question all::MediaWiki:ActiveWikithonQuestion/ban| ]]