Tell us about your emotional holiday moments! Post your comments here or propose a question.

M Agit Kurniawan Bunga-Review Singkat Film The Last Trepangers : "A Brother From Across The Sea"

20230328T152224166Z575864.jpg
0
Vote
Title (Indonesian)
M Agit Kurniawan Bunga-A Brief Review of The Last Trepangers: "A Brother From Across The Sea"
Title (Makassar)
M Agit Kurniawan Bunga-Review Singkat Film The Last Trepangers : "A Brother From Across The Sea"
Photo Reference
Fotografer
Photograph credit
Category
Mahasiswa (college students)
Author(s) / Contributor(s)
  • M Agit Kurniawan Bunga-220806501039-DKV UNM (C)
Institution / School / Organization
Universitas Negeri Makassar
Related Places
    Wikithon competition
    Marege


    Add your comment
    BASAsulselWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

    What are messages and meanings that you can get from the movie "Marege the Last Trepangers"?

    Videos

    Description


    In English

    Hi. my name is M Agit Kurniawan Bunga, Student of Makassar State University, Faculty of Art and Design, Visual Communication Design Study Program. On this occasion, I will review a local animation film by Makassar children "The Last Trepangers: A Brother from Across The Sea".

    In the story, there are two main characters who are twins, namely Hasan and Hasni, who face various challenges in realizing their desire to find their older sister in Marege, who went looking for sea cucumbers and never returned.

    After watching this animated film, in terms of story, I think there are 4 important things that are conveyed. Namely, History, Culture, Tolerance, and also tradition. In my opinion, packaging a history in the form of animation, one of which is about the sea cucumber seekers. It is very interesting, and of course more effective, especially for children who are very interested, which makes learning history even more exciting. the animation is also packaged quite well, the characters from the animation are very strong in my opinion, from the depiction of the indigenous people of Makassar at that time, starting from the way they dress, skin color, and also the shape of the face, which in my opinion is sufficient to describe the native people of Makassar. And also the dialogue used in this animation uses the Makassar language or accent, so the dialogue doesn't seem too stiff, I can enjoy the film more.

    The depiction of the feelings of the characters in this animated film, ranging from sad, happy, worried, excited, happy, is very well illustrated and reaches the audience watching in my opinion. The choice of music or backsound is also very good in my opinion, using a song from Theory of Discoustic-One Direction, in my opinion it really goes with this film, especially in the last scene which is closed with Hasan running and the One Direction song is playing.

    There is one message that I really like from Dato's character, which he says "An adventurer is not afraid to die where they go, they are only afraid to miss a very valuable opportunity, which God has given." Well, I think this message has meaning, that "Everyone has their opportunity, but if we are not sensitive to what God gives, the opportunity will be missed.", which of course this is a motivation for all of us not to stop fighting, have strong determination strong and never give up.

    In Indonesian

    Hai. nama saya M Agit Kurniawan Bunga, Mahasiswa Universitas Negeri makassar, Fakultas Seni dan desain, Program studi Desain komunikasi Visual. Di kesempatan kali ini, saya akan mereview film animasi lokal karya anak Makassar "The Last Trepangers: A Brother from Across The Sea".

    Dalam ceritanya ada dua karakter utama saudara kembar, yaitu hasan dan hasni yang menghadapi berbagai tantangan dalam mewujudkan keinginannya untuk mencari keberadaan kakaknya di Marege, yang pergi mencari teripang dan tak kunjung kembali.

    Setelah menonton film animasi ini, dari segi cerita, Menurut saya ada 4 hal penting yang disampaikan. Yaitu, Sejarah, Budaya, Toleransi, dan juga tradisi. Menurut saya mengemas sebuah sejarah dalam bentuk animasi, salah satunya soal para pencari teripang ini Sangat menarik sekali, dan tentunya lebih efektif, apalagi untuk anak-anak pasti sangat tertarik, yang membuat belajar sejarah itu jadi lebih seru. animasinya juga dikemas cukup bagus, karakter dari animasinya sangat kuat menurut saya, dari penggambaran masyarakat asli makassar pada masa itu, mulai dari cara berpakaian, warna kulit, dan juga bentuk muka, yang menurut saya cukup menggambarkan warga asli makassar. Dan juga dialog yang digunakan dalam animasi ini menggunakan bahasa atau logat makassar, jadi tidak terkesan terlalu kaku dialognya, saya lebih bisa menikmati filmnya.

    Penggambaran perasaan karakter pada film animasi ini, mulai dari sedih, senang, khawatir, semangat, bahagia, sangat tergambarkan dan sampai ke khalayak yang menonton menurut saya. Pemilihan musik atau backsound juga sangat bagus menurut saya, menggunakan lagu dari Theory of discoustic-satu haluan, menurut saya sangat masuk dengan film ini, apalagi di scene terakhir yang ditutuo dengan hasan berlari dan lagu satu haluan diputar.

    Ada satu pesan yang sangat saya suka dari karakter Dato, yang dia bilang "Seorang petualang tidak takut gugur di tempat yang mereka datangi, mereka hanya takut melewatkan kesempatan yang sangat berharga, yang telah tuhan berikan." nah menurut saya pesan ini memiliki makna, kalau "Semua orang itu punya kesempatannya, tapi kalau kita tidak peka dengan apa yang tuhan berikan, kesempatan itu akan terlewatkan.", yang tentunya ini menjadi motivasi untuk kita semua untuk jangan berhenti berjuang, memiliki tekad yang kuat, dan pantang menyerah.

    In Makassar

    Hai. nama saya M Agit Kurniawan Bunga, Mahasiswa Universitas Negeri makassar, Fakultas Seni dan desain, Program studi Desain komunikasi Visual. Di kesempatan kali ini, saya akan mereview film animasi lokal karya anak Makassar "The Last Trepangers: A Brother from Across The Sea".

    Dalam ceritanya ada dua karakter utama saudara kembar, yaitu hasan dan hasni yang menghadapi berbagai tantangan dalam mewujudkan keinginannya untuk mencari keberadaan kakaknya di Marege, yang pergi mencari teripang dan tak kunjung kembali.

    Setelah menonton film animasi ini, dari segi cerita, Menurut saya ada 4 hal penting yang disampaikan. Yaitu, Sejarah, Budaya, Toleransi, dan juga tradisi. Menurut saya mengemas sebuah sejarah dalam bentuk animasi, salah satunya soal para pencari teripang ini Sangat menarik sekali, dan tentunya lebih efektif, apalagi untuk anak-anak pasti sangat tertarik, yang membuat belajar sejarah itu jadi lebih seru. animasinya juga dikemas cukup bagus, karakter dari animasinya sangat kuat menurut saya, dari penggambaran masyarakat asli makassar pada masa itu, mulai dari cara berpakaian, warna kulit, dan juga bentuk muka, yang menurut saya cukup menggambarkan warga asli makassar. Dan juga dialog yang digunakan dalam animasi ini menggunakan bahasa atau logat makassar, jadi tidak terkesan terlalu kaku dialognya, saya lebih bisa menikmati filmnya.

    Penggambaran perasaan karakter pada film animasi ini, mulai dari sedih, senang, khawatir, semangat, bahagia, sangat tergambarkan dan sampai ke khalayak yang menonton menurut saya. Pemilihan musik atau backsound juga sangat bagus menurut saya, menggunakan lagu dari Theory of discoustic-satu haluan, menurut saya sangat masuk dengan film ini, apalagi di scene terakhir yang ditutuo dengan hasan berlari dan lagu satu haluan diputar.

    Ada satu pesan yang sangat saya suka dari karakter Dato, yang dia bilang "Seorang petualang tidak takut gugur di tempat yang mereka datangi, mereka hanya takut melewatkan kesempatan yang sangat berharga, yang telah tuhan berikan." nah menurut saya pesan ini memiliki makna, kalau "Semua orang itu punya kesempatannya, tapi kalau kita tidak peka dengan apa yang tuhan berikan, kesempatan itu akan terlewatkan.", yang tentunya ini menjadi motivasi untuk kita semua untuk jangan berhenti berjuang, memiliki tekad yang kuat, dan pantang menyerah.

    In Buginese

    In Torajanese

    In other languages

    [[Question all::MediaWiki:ActiveWikithonQuestion/ban| ]]