Tell us about your emotional holiday moments! Post your comments here or propose a question.

Kekhawatiran Apatis Generasi Muda Terhadap Partisipasi Pemilu di indonesia

0
Vote
Photo source
Author(s)
Category
College/University
Reference
Competition
PemudaPemilu1


Add your comment
BASAsulselWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

Elections: Apathy or what?

Description


In English

Today's youth are tomorrow's leaders. Therefore, their participation in the democratic process is crucial to the future of a country. Unfortunately, the younger generation is often seen as apathetic towards elections, and many choose not to vote or engage in political discourse. This essay will explore the reasons behind this apathy and suggest strategies to increase youth participation in elections.

Young people make up a significant part of the population, and their voices and opinions matter. They bring fresh perspectives and innovative ideas to politics, which can help address the complex challenges facing society. In addition, young people have a vested interest in the policies and decisions made by governments, as these decisions will have a significant impact on their future. For example, in the 2016 US presidential election, 21% of eligible voters were young people aged 18-29, but only 46% of them actually voted. This low voter turnout could have a significant impact on the outcome of the election, as the youth vote tends to lean towards progressive policies. There are several reasons why young people may be apathetic towards elections. Some young people may believe that their vote makes no difference, especially if they live in a safe place or in an area where the outcome of the election is predetermined. For example, in the 2019 UK election, only 47% of 18-24 year olds voted, compared to 67% of those aged 65 and over. This could be due to a lack of trust in politicians and the political system, as well as feelings of disillusionment with the current state of politics. To increase youth participation in elections, several strategies can be implemented. Political education programs should be implemented in schools and universities, to help young people understand the importance of their participation in the democratic process. This could include learning about the history of democracy, how elections work and the role of government in Society. These groups can provide a platform for young people to voice their opinions and concerns, and can help mobilize young voters to participate in elections. Finally, making voting more accessible and convenient can also help increase youth participation. This can include online voting or early voting options, which can make it easier for young people to vote in between their busy schedules. For example, in Estonia, online voting has been available since 2005, and in the 2019 European Parliament elections, 44% of young people aged 18-24 voted online, compared to only 11% of those aged 65 and over. Elections are the cornerstone of democracy, giving citizens the opportunity to voice their opinions and determine policies that impact their lives. However, in recent years, there has been growing concern about youth apathy towards electoral participation in Indonesia. This essay will explore the importance of youth participation in elections, reasons for youth apathy towards electoral participation, and strategies to increase youth participation in elections. Young people make up a significant portion of the population in Indonesia. According to the Central Bureau of Statistics, 27% of Indonesia's population is between 15-29 years old. Youth bring fresh perspectives and innovative ideas to politics, which can lead to more inclusive and effective policies. In addition, young people have a vested interest in the policies and decisions that the government makes, as these decisions will determine their future. Therefore, it is crucial to encourage youth participation in elections to ensure that their voices are heard and their interests represented.

In conclusion, youth participation in elections is critical to the future of any democracy.

In Indonesian

Pemuda masa kini adalah pemimpin masa depan. Oleh karena itu, partisipasi mereka dalam proses demokrasi sangat penting bagi masa depan suatu negara. Sayangnya, generasi muda sering kali dipandang apatis terhadap pemilu, dan banyak yang memilih untuk tidak memilih atau terlibat dalam wacana politik. Esai ini akan mengeksplorasi alasan di balik sikap apatis ini dan menyarankan strategi untuk meningkatkan partisipasi pemuda dalam pemilu.

Kaum muda merupakan bagian penting dari populasi, dan suara serta pendapat mereka penting. Mereka membawa perspektif segar dan ide-ide inovatif ke dalam politik, yang dapat membantu mengatasi tantangan kompleks yang dihadapi masyarakat. Selain itu, generasi muda mempunyai kepentingan terhadap kebijakan dan keputusan yang diambil oleh pemerintah, karena keputusan tersebut akan mempunyai dampak yang signifikan terhadap masa depan mereka. Misalnya, pada pemilu presiden AS tahun 2016, 21% dari pemilih yang berhak memilih adalah generasi muda berusia 18-29 tahun, namun hanya 46% dari mereka yang benar-benar memilih. Rendahnya jumlah pemilih ini bisa berdampak signifikan pada hasil pemilu, mengingat suara kaum muda cenderung condong ke arah kebijakan progresif.

Ada beberapa alasan mengapa generasi muda mungkin apatis terhadap pemilu. Sebagian generasi muda mungkin percaya bahwa pilihan mereka tidak ada bedanya, terutama jika mereka tinggal di tempat yang aman atau di wilayah yang hasil pemilu sudah ditentukan sebelumnya. Misalnya, pada pemilu Inggris tahun 2019, hanya 47% dari kelompok usia 18-24 tahun yang memilih, dibandingkan dengan 67% dari kelompok usia 65 tahun ke atas. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya kepercayaan terhadap politisi dan sistem politik, serta perasaan kecewa terhadap keadaan politik saat ini.

Untuk meningkatkan partisipasi pemuda dalam pemilu, beberapa strategi dapat diterapkan. Program pendidikan politik harus dilaksanakan di sekolah dan universitas, untuk membantu generasi muda memahami pentingnya partisipasi mereka dalam proses demokrasi. Hal ini dapat mencakup pembelajaran tentang sejarah demokrasi, cara kerja pemilu, dan peran pemerintah dalam Masyarakat. Kelompok-kelompok ini dapat menyediakan platform bagi kaum muda untuk menyuarakan pendapat dan keprihatinan mereka, serta dapat membantu memobilisasi pemilih muda untuk berpartisipasi dalam pemilu. Yang terakhir, menjadikan pemungutan suara lebih mudah diakses dan nyaman juga dapat membantu meningkatkan partisipasi kaum muda. Hal ini dapat mencakup pemungutan suara online atau opsi pemungutan suara awal, yang dapat memudahkan kaum muda untuk memberikan suara di sela-sela jadwal sibuk mereka. Misalnya, di Estonia, pemungutan suara online telah tersedia sejak tahun 2005, dan pada pemilu Parlemen Eropa tahun 2019, 44% generasi muda berusia 18-24 tahun memberikan suara secara online, dibandingkan dengan hanya 11% dari mereka yang berusia 65 tahun ke atas.

Pemilu adalah landasan demokrasi, yang memberikan kesempatan kepada warga negara untuk menyuarakan pendapatnya dan menentukan kebijakan yang berdampak pada kehidupan mereka. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, terdapat kekhawatiran yang semakin besar mengenai sikap apatis generasi muda terhadap partisipasi pemilu di Indonesia. Esai ini akan mengeksplorasi pentingnya partisipasi pemuda dalam pemilu, alasan sikap apatis pemuda terhadap partisipasi pemilu, dan strategi meningkatkan partisipasi pemuda dalam pemilu. Kaum muda merupakan bagian penting dari populasi di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik, 27% penduduk Indonesia berusia antara 15-29 tahun. Pemuda membawa perspektif segar dan ide-ide inovatif ke dalam politik, yang dapat menghasilkan kebijakan yang lebih inklusif dan efektif. Selain itu, generasi muda mempunyai kepentingan terhadap kebijakan dan keputusan yang diambil pemerintah, karena keputusan tersebut akan menentukan masa depan mereka. Oleh karena itu, sangat penting untuk mendorong partisipasi pemuda dalam pemilu untuk memastikan bahwa suara mereka didengar dan kepentingan mereka terwakili.

Kesimpulannya, partisipasi pemuda dalam pemilu sangat penting bagi masa depan demokrasi mana pun.

In Makassar