Tell us about your emotional holiday moments! Post your comments here or propose a question.

Monolog lucu dari sudut pandang seorang pemuda

20231206T105641324Z672396.jpg
0
Vote
Photo source
Author(s)
Category
High School
Reference
Competition
ForYourPolitics


Add your comment
BASAsulselWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

What will happen if politics is run by young people who only care about memes and emojis rather than laws?

Description


In English

In Indonesian

Sang Pemuda (sambil duduk di depan kucingnya, si Whiskers):

"Jadi, Whiskers, kamu tahu, politik itu seperti... seperti bermain dengan bola benang. Ada banyak jalinan yang rumit, dan kadang-kadang, kita semua terjerat di dalamnya tanpa sadar. Ini seperti main pancing, tapi dengan suara debat politik yang terus berdenting di belakang kita."

Si Whiskers (tampak acuh tak acuh, menjilat kaki depannya):

"Panggil aku jika ada sesuatu yang lebih menarik, seperti tikus atau burung yang bisa saya kejar."

Sang Pemuda:

"Tapi Whiskers, politik memengaruhi hidup kita, bahkan kamu! Kita harus peduli, terlibat, dan memastikan dunia ini menjadi tempat yang baik untuk kita semua. Kamu kan bagian dari keluarga, dan keluarga peduli pada keadaan dunia, kan?"

Si Whiskers (memandang kosong, seolah-olah tidak peduli):

"Hmmm... lebih suka berjemur di bawah matahari. Politik? Buatku, itu adalah hal yang tidak terlalu menarik. Aku lebih suka fokus pada siang yang cerah dan tidur di tempat yang nyaman."

Sang Pemuda:

"Tapi Whiskers, bagaimana kalau kebijakan pemerintah mengubah harga makanan kucing atau mempengaruhi ketersediaan tempat tidur yang nyaman? Kamu harus peduli!"

Si Whiskers (mengeong malas, seolah-olah berkata "tapi tidak sekarang"):

"Nanti saja, manusia. Sekarang, beri aku camilan atau biarkan aku tidur. Politik itu nanti-nanti, aku masih ingin menikmati hari ini."

Sang Pemuda (menggeleng-gelengkan kepala):

"Baiklah, Whiskers. Tetaplah menjadi kucing yang santai. Sementara itu, aku akan mencoba menyelamatkan dunia ini, satu debat politik sekaligus."

In Makassar