- Photo source
- Anindya ade shakila
- Author(s)
- Reference
- Competition
- Pengungsia
Description
In English
comforting refugees to reduce anxiety about the situation they are feeling. I did this because I was in the same position as the refugees. At that time I felt an earthquake that occurred in West Sulawesi. At that time, my family and I were visiting my grandmother in West Sulawesi. After a few days in the area there was an earthquake that made us have to evacuate to one of the schools because the school is a highland. When we evacuated, what we really felt was excessive anxiety about the aftershocks of the earthquake and tsunami. However, when we talk to each other and comfort each other,
the anxiety we feel is reduced.
After the anxiety subsided a little, what I did was embrace the children who were affected by the disaster to play together so that the children were not afraid and began to feel comfortable with the conditions in the refugee camps. Next, I give empathy by providing assistance in the form of food, proper clothing, and money to help the needs of the refugees. In addition, I carried out an open donation movement by inviting my closest friends to provide assistance in the form of money, proper clothing, and food. Then, the first responsibility that I did was to remind them of the creator, because no one will alleviate all calamities more than the creator. I invite the children to read the Koran together, invite the refugees to pray together, and teach the children how to pray when they are in a disaster. My second responsibility is to help mothers cook for the refugees, help clean the refugee camps, and help refugees who need assistance. My third responsibility is to teach a little school learning materials to children who are in refugee camps, because with the disaster or disaster they cannot go to school and
cannot get lessons at school, so they really need to be taught so they don't forget. with school lessons.In Indonesian
melakukan hal seperti menghibur para pengungsi untuk mengurangi rasa cemas terhadap situasi yang sedang mereka rasakan. Hal tersebut saya lakukan karena saya pernah berada diposisi yang sama seperti para pengungsi. Saat itu saya merasakan gempa yang terjadi di Sulawesi Barat. Waktu itu saya dan keluarga sedang mengunjungi nenek di Sulawesi Barat. Setelah beberapa hari berada di daerah tersebut terjadi gempa yang membuat kita harus mengungsi disalah satu sekolah karena sekolah itu adalah dataran tinggi. Ketika kami mengungsi hal yang sangat dirasakan adalah kecemasan yang berlebihan terhadap terjadinya gempa dan tsunami susulan. Namun, ketika kami saling bercerita dan saling menghibur rasa kecemasan yang kami rasakan menjadi berkurang.
Setelah kecemasan sedikit berkurang, yang saya lakukan adalah merangkul para anak- anak yang terkena musibah untuk bermain bersama sehingga anak-anak tidak takut dan
mulai nyaman dengan keadaan di pengungsian. Selanjutnya, empati yang saya berikan dengan cara memberikan bantuan berupa makanan, pakaian layak pakai, dan uang untuk membantu kebutuhan para pengungsi. Selain itu, saya melakukan gerakan open donasi dengan mengajak teman terdekat untuk memberikan bantuan berupa uang, pakaian layak pakai, dan makanan. Kemudian, tanggung jawab yang saya lakukan pertama adalah dengan mengingatkan mereka dengan sang pencipta, karena tidak akan ada yang lebih meringankan segala musibah selain sang pencipta. Saya mengajak anak-anak untuk membaca Al-quran bersama, mengajak para pengungsi untuk sholat berjamaah, dan mengajarkan kepada anak-anak doa-doa ketika sedang mengalami musibah. Tanggung jawab kedua yang saya lakukan adalah dengan membantu para ibu-ibu memasak untuk para pengungsian, membantu membersihkan area pengungsian, dan membantu para pengungsian yang membutuhkan bantuan. Tanggung jawab ketiga yang saya lakukan adalah dengan mengajarkan sedikit materi pembelajaran sekolah kepada anak-anak yang berada dipengungsian, karena dengan adanya bencana atau musibah tersebut mereka jadi tidak bisa bersekolah dan tidak bisa mendapatkan pelajaran yang ada disekolah, sehingga
mereka sangat butuh diajar agar tidak lupa dengan pelajaran disekolah.In Makassar
[[Question all::MediaWiki:ActiveWikithonQuestion/ban| ]]
Enable comment auto-refresher