Your favorite activity while hanging out? Post your comments here or propose a question.

Literature Setiap Pengelolaan Pengungsian Dasarnya adalah Kemanusian

20220519T123534961Z693526.jpeg
0
Vote
Photo source
unhcr
Author(s)
Reference
Competition
Pengungsia


Add your comment
BASAsulselWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

What would you do with the refugees coming to your place from conflict-prone areas, such as with what's currently happening in Ukraine?

Description


In English

Losing a job, a place to live, relatives, dreams, and aspirations, they may never have the slightest

idea about the events they are going through. It's like a bad dream for them to lose everything and then end up being refugees in a foreign place. Those who used to gather together with their families laughed happily, now gathered while holding back tears of sorrow. Potong di kuku rasa di daging, is a proverb that comes from eastern Indonesia, Maluku. Like one body. If one is sick, the other body will feel it too. It has a deep meaning when our brothers suffer, we also feel sad. Maybe this is a suitable proverb for us fellow people of God to help each other. When there are our brothers and sisters who need help, then we as fellow human beings are obliged to help. It is very easy for fellow humans to be able to feel what other humans feel even though it does not directly and immediately happen to us, because basically humans are created with reason and feelings. So it is appropriate for us to use what God has given us with things that are beneficial not only for ourselves but also for our brothers and sisters, both near and far, those we know or who we don't know at all. For people we don't know, their country is in conflict or is being hit by a natural disaster, running away from their homeland for shelter in a safe place, one of which is our country, Indonesia. Come with family or maybe lose a family member, come with the hope that there will be a better life that is safer for temporary shelter or permanent residence. It is not appropriate for us as creatures with reason and feeling to be able to accept their presence with open arms, protect the hot sun and cold night wind. Helping others will never reduce the wealth we have God promised to multiply the good we have done in this world. In the name of humanity, if we are humans then we should humanize humans no matter what skin color, race, language, and where they come from. Hold their hands tightly. Together, live in peace, helping and loving one another. The world is very wide for those who do good and spread it. The

body may leave the earth but those who do good will always be remembered.

In Indonesian

Kehilangan pekerjaan, tempat tinggal, sanak saudara, mimpi, dan cita-cita, mungkin tak

pernah sedikitpun ada di bayangan mereka tentang kejadian yang sedang mereka alami. Seperti mimipi buruk bagi mereka kehilangan segalanya dan kemudian berakhir menjadi pengungsi di tempat asing. Yang dulunya berkumpul Bersama keluarga tertawa ria, kini berkumpul sambil menahan tangis pilu. Potong di kuku rasa di daging, merupakan sepenggal peribahasa yang berasal dari Indonesia bagian timur, Maluku. Ibarat satu tubuh. Jika satu sakit, tubuh yang lain pun ikut merasakan. Memiliki makna mendalam ketika saudara kita menderita, kita pun ikut merasa bersedih. Mungkin ini adalah peribahasa yang cocok bagi kita sesama umat Tuhan untuk saling membantu satu sama lain, Ketika ada saudara kita yang membutuhkan bantuan maka kita sebagai sesama manusia wajib untuk membantu. Hal yang sangat mudah bagi sesama manusia untuk bisa merasakan apa yang manusia lain rasakan walaupun tidak secara langsung dan serta merta terjadi kepada diri kita, karena pada dasarnya manusia diciptakan dengan akal dan perasaan. Maka sudah sepatutnya untuk kita mempergunakan apa yang telah diberikan Tuhan kepada kita dengan hal-hal yang bermanfaat bukan hanya untuk kita sendiri tetapi juga untuk saudara-saudara kita baik yang dekat ataupun yang jauh, yang kita kenal ataupun yang tidak kita kenal sama sekali. Kehilangan pekerjaan, tempat tinggal, sanak saudara, mimpi, dan cita-cita, mungkin tak pernah sedikitpun ada di bayangan mereka tentang kejadian yang sedang mereka alami. Seperti mimipi buruk bagi mereka kehilangan segalanya dan kemudian berakhir menjadi pengungsi di tempat asing. Yang dulunya berkumpul Bersama keluar tertawa ria, kini berkumpul sambil menahan tangis pilu. Semua sudah terjadi. Untuk orang yang tidak kita kenal, negara mereka sedang dalam konflik ataupun sedang tertimpa musibah bencana alam lari meninggalkan tanah air mereka demi berteduh di tempat yang aman salah satunya negara kita Indonesia. Datang bersama keluarga atau mungkin kehilangan anggota keluarga, datang dengan harapan akan ada kehidupan yang lebih baik yang lebih aman untuk sementara berlindung maupun menetap. Bukan sudah sepatutnya kita sebagai makhluk dengan akal dan perasaan bisa dengan tangan terbuka menerima kehadiran mereka, melindungi teriknya matahari dan dinginnya angin malam. Membantu orang lain tidak akan pernah mengurangi harta yang kita miliki, bukankah Tuhan telah berjanji akan melipat gandakan kebaikan yang telah kita perbuat di dunia ini. Atas nama kemanusiaan, jika kita manusia maka sudah seharusnya kita memanusiakan manusia tak perduli apa warna kulit, ras, Bahasa, dan dari mana mereka berasal genggam tangan mereka dengan erat Bersama-sama hidup damai saling membantu dan saling mengasihi. Dunia sangat luas bagi mereka yang berbuat kebaikan dan menyebarkannya. Tubuh boleh meninggalkan bumi tetapi orang

yang berbuat kebaikan namanya akan selalu di kenang.

In Makassar




[[Question all::MediaWiki:ActiveWikithonQuestion/ban| ]]