Tell us about your emotional holiday moments! Post your comments here or propose a question.

Literature Sikap Empati

20220519T150211707Z328222.jpg
0
Vote
Photo source
dw.com
Author(s)
Reference
Competition
Pengungsia


Add your comment
BASAsulselWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

What would you do with the refugees coming to your place from conflict-prone areas, such as with what's currently happening in Ukraine?

Description


In English

In one place there lived a rich girl who was known for her arrogance, she was so miserly and greedy she didnt know what her name was sharing and didn’;t know how to help, she only knew to brag so her friends often called her the arrogant one. One day when the arrogant girl was playing in his yard, several groups of people passed by carrying quite a lot of bags and luggage. The girl asked what happened, then he asked his mother. And his mother replied that these people were refugees from fire victims who would live in the neighborhood where the child lived. Then what the child thought that these people were lowly people who had no wealth, had no place to live, and lived a difficult life. Every time the child played in his yard, he always mocked the refugees children who were also playing. He made various kinds of ridicule his clothes are shabby his toys are ugly Until one day a girl the same age as him reached out, wanting to invite him. The arrogant was surprised for the first time there was someone who reached out to invite him to chat, at first the arrogant refused but the girl was a little pushy, until when the arrogant followed the girl who took her to a refugee camp not far from his house, the arrogant seeing so many people with their respective difficulties, seeing there are many people who are not as lucky as him, seeing there are many children who do not have good clothes and toys like him. He turned and ran to his house to get some clothes and toys, his mother was surprised by the arrogant. attitude. But the haughty who is known for his arrogant attitude has changed in an instant, maybe the door to his heart is open. He told his ;I want to help them with a smile, walked slowly out ofthe house towards the refugee camp chatting with the people there even though he felt a little awkward, distributing the things he had under him. Day after day Vara had time to visit the refugees, the proud Vara was no longer arrogant now. His attitude has changed, when the people around us are in trouble, brag, help them according to our abilities. As vara and her family did, donate what they can, lend a helping hand, and invite people to help each other. It is our responsibility as fellow human beings to help people in need.

In Indonesian

Di sebuah tempat hiduplah seorang anak perempuan kaya raya yang di kenal akan ke sombongan nya, dia begitu kikir dan serakah tidak kenal apa yang nama nya berbagi dan tidak tahu tolong menolong, dia hanya tau menyombongkan diri sehingga teman temannya sering kali memanggil nya si angkuh. Suatu hari ketika si angkuh sedang bermain di halaman rumah nya, beberapa gerombolan orang berlalu lalang dengan membawa tas dan barang barang bawaan yang cukup banyak anak itu bertanya tanya apa yang terjadi, kemudian ia bertanya kepada ibu nya. Dan ibu nya menjawab orang orang tersebut adalah pengungsi korban kebakaran yang akan tinggal di sekitar lingkungan tempat tinggal anak tersebut. Lantas yang anak itu pikirkan bahwa orang orang ini adalah orang orang rendahan yang tidak memiliki harta, tidak memiliki tempat tinggal, dan hidup kesusahan. Setiap kali anak itu bermain di halaman rumah nya ia senantiasa mengejek anak anak kecil pengungsi yang juga sedang bermain. Berbagai macam ejekan ia lontarkan "baju nya lusuh" "mainan nya jelek". Hingga pada suatu hari seorang anak perempuan seusia dengan nya mengulurkan tangan, ingin mengajak nya. Si angkuh merasa terkejut untuk pertama kali nya ada yang seseorang yang mengulurkan tangan mengajak nya bercengkrama, awal nya si angkuh menolak namun anak perempuan tersebut sedikit memaksa, sampai ketika si angkuh mengikuti anak perempuan tersebut yang membawanya ke tempat pengungsian tidak jauh dari rumahnya, si angkuh melihat begitu banyak orang dengan kesusahan nya masing masing, melihat ada banyak orang yang tidak seberuntung dirinya, melihat ada banyak anak yang tidak punya baju dan mainan bagus sepertinya. Ia berbalik dan berlari kerumah nya mengambil beberapa pakaian dan mainan, ibu nya heran dengan sikap si angkuh. Namun si angkuh yang di kenal dengan sikap sombong nya telah berubah dalam sekejap mungkin pintu hati nya terbuka, Dia mengatakan pada sang ibu "aku ingin menolong mereka" sambil tersenyum, berjalan pelan keluar rumah mengarah ke tempat pengungsian bercengkrama dengan orang orang di sana meskipun sedikit merasa canggung, membagikan barang barang yang dia bawah. Hari demi hari Vara sempat kan untuk mengunjungi para pengungsi, Vara si angkuh tidak lagi angkuh sekarang. Sikap telah berubah, ketika orang yang kesusahan ada di sekitar kita yang harus di lakukan bukanlah menyombongkan diri, bantulah mereka sesuai dengan kemampuan kita. Seperti yang vara dan keluarga nya lakukan, mendonasikan apa yang mereka mampu, memberikan bantuan, dan mengajak orang orang untuk saling tolong menolong. Sudah merupakan tanggung jawab kita sebagai sesama manusia untuk menolong orang yang membutuhkan.

In Makassar




[[Question all::MediaWiki:ActiveWikithonQuestion/ban| ]]