UPGRADE IN PROCESS - PLEASE COME BACK AT THE END OF MAY

cuaca politik

From BASAsulselWiki
20231215T012253703Z183790.jpg
Photo source
Author(s)
Affiliation
universitas bosowa
Category
College/University
Reference


Add your comment
BASAsulselWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

Description


In English

In Indonesian

Cuaca seringkali disamakan dengan politik karena cuaca itu sendiri selalu berubah ubah begitupun dengan politik, seperti yang dikatakan oleh salah satu capres kita saat ini bahwasanya suatu perkembangan politik itu ada beberapa perubahan segi prespektif.

Political party adalah kumpulan orang-orang yang terorganisir karena diatur oleh undang-undang yang memiliki arah yang sama, tujuan yang sama yaitu untuk merebut kekuasaan. Sama halnya dengan capres-cawapres 2024 yang saat ini berlangsung sedang memperebutkan kekuasaan, yang dimana kekuasaan menurut salah satu capres saat ini beliau mengatakan sendiri jika tidak berada dalam kekuasaan membuat tidak bisa berbisnis, tidak bisa berusaha karena itu harus berada dalam kekuasaan. Sedangkan kekuasaan menurut salah satu capres lainnya menganggap kekuasaan itu lebih dari soal bisnis, kekuasaan lebih dari soal uang, kekuasaan adalah soal kehormatan untuk menjalankan kedaulatan rakyat. Hal ini menjadikan bukti nyata bahwasanya kekuasaan diatas segalanya.

Berhubung kita sudah mulai memasuki pergantian presiden dan akan dilakukan yang namanya pemilihan umum atau akrab di sapa (pemilu).Bisa kita amati di tahun politik 2024 kali ini menuju ke pemilu seakan terlihat adanya borderline penggiringan dan pembodohan masyarakat untuk mendapatkan power, seperti fakta yang jarang terlihat di public mayoritas dari voter kita pendidikannya SD kebawah yang di mana jumlahnya 44,48%, dan faktanya pemilu 2024 kali ini didominasi Gen Z dan milenial yang berkisar 56,45%. dan saya harap para pemilih kali ini memperhatikan bagaimana cara memilih pemimpin selanjutnya untuk Indonesia harus memikirkan dua hal, yang pertama ada sisi masa depan globalisasi, teknologi, digitalisasi, AI, machine learning dan yang kedua dari sisi masa lalu ada kesejahteraan masyarakat, HAM sampai Pendidikan. Jadi pemimpin yang seharusnya pantas menjadi pemimpi bangsa adalah pemimpin yang bisa memikirkan masa depan tanpa meninggalkan kebiasaan di masa lalu. Sebagai masyarakat yang menjadi pemilih harus punya prespektif, bahwasanya untuk menjadi presiden selanjutnya yang memenangkan pemilu capres harus memenangkan dua sisi yaitu pikiran dan hati, pemikiran itu berdasarkan fakta dan objektifitas seperti memperhatikan kebijakannya, janji-janjinya, track recordnya, Analisa pro and con nya nah, dari situlah kita dapat menentukan keputusan secara objektif. Dan untuk memenangkan hati itu berhubungan dengan emosional, ada lima emosi yang signifikan yaitu ketakutan, kebenciaan, kesedihan, kebahagiaan dan amarah, caranya seperti apa? Kita bisa melihat nilai-nilai yang dipegang oleh masing-masing capres seberapa besar keinginannya untuk memajukan bangsa Indonesia. Dan sebelum memilih masyarakat harus tau cara menempatkan diri dalam political elections ini, apakah ingin menjadi orang yang mengerti akan hal politik tapi seakan tak acuh atau menjadi orang yang mengerti akan politik dan ikut berpartisipasi didalamnya, dan saya harap pemikiran masyarakat terbuka luas dan berfikir kritis dalam pemilihan 2024 ini agar benar-benar teliti dalam memilih capres yang layak dijadikan pemimpin bangsa untuk kemajuan Indonesia dalam 5 tahun kedepannya karena suara dari masyarakat sangat berdampak untuk perkembangan Indonesia kedepannya jadi sebagai pemilih kita jangan ingin di bodohi jangan ingin di iming imingkan seperti kebanyakan yang terjadi sekarang ini dimana para capres-cawapres maupun caleg menyogok masyarakat untuk mendapatkan vote terbanyak, dan bagi masyarakat yang ingin golput jangan sampai suara kalian disalahgunakaan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab dan membuat negara kalian sendiri hancur, manfaatkan hak suara kalian untuk memilih presiden demi masa depan bangsa Indonesia.

In Makassar