- Photo source
- dw.com
- Author(s)
- Reference
- Competition
- Pengungsia
Description
In English
work together to help the refugees and do not discriminate how is he and where does he come from. However, if you work together, it's hard to do what's more during the current pandemic, the other option is to return it to the state. The government has a place for refugees and homeless people in the Surabaya area which is called LIPANSOS (Social Pondok Environment). I think this is one of the steps very good from the government to reduce the poverty rate in Indonesia which is already high from before. In LIPANSOS, the refugees can find a comfortable and comfortable place to live health care by the municipal government. The LIPANSOS residents now have more than 1000 people, the first contains psychotics or people people who are mentally disturbed (ODGJ/People with Mental Disorders). LIPANSOS delivers therapy for ODGJ, and the residents are separated between men and women. Second, men and women who general public such as refugees and homeless people of productive age, are usually briefed so they can independent. At LIPANSOS, their cells/rooms are separate. Third, the elderly who usually don't have a family and live alone. Finally accommodated by the state in LIPANSOS, treated until the end of his life. And when he died, he was buried in the T4 cemetery (Temporary Residence) whose place is in the form of a cemetery in general, it's just that this cemetery does not have a tombstone. LIPANSOS remains open to all those who wish to do good. And Lipansos can adjust to the budget of the donor. We can help by making posters and upload it on various social media to help refugees who are no longer have a home to feel comfortable and safe. Maybe with some used stuff, groceries, or in the form of money. That would really help them survive, from that
in the beginning did not exist to exist.In Indonesian
bergotong royong untuk membantu para pengungsi tersebut dan tidak membedakan-bedakan bagaimana dia dan darimana dia berasal. Namun, jika bergotong royong saja sulit dilakukan apalagi pada saat masa pendemi sekarang maka opsi lainnya yaitu kita kembalikan pada negara. Pemerintah mempunyai salah satu tempat untuk para pengungsi dan gelandangan di daerah Surabaya yang berrrnama LIPANSOS (Lingkungan Pondok Sosial). Menurut saya ini salah satu langkah yang sangat baik dari pemerintah untuk mengurangi angka kemiskinan di Indonesia yang sudah tinggi dari dulu. Di LIPANSOS inilah para pengungsi bisa mendapatkan tempat tinggal yang nyaman dan juga dirawat kesehatannya oleh pemkot. Penghuni LIPANSOS sekarang sudah lebih dari 1000 orang yang pertama, berisi psikotik atau orang- orang yang kejiwaannya terganggu (ODGJ/Orang Dengan Gangguan Jiwa). LIPANSOS memberikan terapi untuk ODGJ, dan penghuninya dipisahkan antara pria dan wanita. Kedua, pria dan wanita yang umum seperti pengungsi dan geladangan usia produktif, biasanya diberi pengarahan agar bisa mandiri. Di LIPANSOS, sel/ kamar mereka terpisah. Ketiga, lansia yang biasanya sudah tidak berkeluarga lagi dan hidup sendiri. Akhirnya ditampung oleh negara di LIPANSOS, dirawat sampai akhir hayatnya. Dan saat meninggal, dimakamkan di pemakaman T4 (Temoat Tinggal Tidak Tetap) yang tempatnya berbentuk pemakaman pada umumnya hanya saja pemakaman ini tidak ada nisannya. LIPANSOS tetap terbuka bagi semua pihak yang ingin berbuat baik. Dan Lipansos bisa menyesuaikan ke anggaran dari donator. Kita bisa membantu dengan membuat poster dan mngunggahnya di berbagai sosial media untuk membantu para pengungsi yang sudah tidak mempunyai rumah agar bisa merasa nyaman dan aman. Mungkin dengan beberapa barang bekas, sembako, ataupun berupa uang. Hal itu akan sangat membantu mereka bertahan hidup, dari yang
semulanya tidak ada menjadi ada.In Makassar
[[Question all::MediaWiki:ActiveWikithonQuestion/ban| ]]
Enable comment auto-refresher