Tell us about your emotional holiday moments! Post your comments here or propose a question.

Sexual Violence of Women in Educational Environment (Kekerasan Seksual Perempuan di Lingkungan Pendidikan)

20220801T123055907Z801948.jpeg
Photo credit
Pinterest
Contributor
Rina Yuniar Frida


Add your comment
BASAsulselWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

Description


English

Cases of sexual violence against women in the educational environment often occur. Even recently, many news media have reported such cases. In high school, college, even boarding school though. Ironically, the perpetrators of harassment are none other than the teachers, who should be the reference for students to learn from them. The lure of good grades and the threat of being their mainstay weapon.

I think this case can also happen because the students who are victims do not receive sex education, considering that currently in our country it has not been implemented because it is considered taboo. Though sex education in children is very important.

According to Komnas Perempuan data, the number of reports of cases of sexual violence in the educational environment tends to fluctuate, although it has decreased in 2021. However, this decline in numbers cannot be considered as an improvement, because the potential for victims who do not report may be more than recorded.

Then what becomes very worrying is the agency/government's very slow response to such cases, just for the sake of maintaining a good name. Although the government has tried to respond to this condition through the enactment of Regulation of the Minister of Education and Culture, Research and Technology Number 30 of 2021 concerning the Prevention and Handling of Sexual Violence in Higher Education. There are so many irresponsible people because they are considered to be of a higher degree.

Indonesian

Kasus kekerasan seksual terhadap perempuan di lingkungan pendidikan seringkali terjadi. Bahkan akhir-akhir ini di media-media berita banyak melaporkan kasus demikian. Di sekolah menengah atas, perguruan tinggi, bahkan pesantren sekalipun. Ironisnya, marena yang menjadi pelaku pelecehan tidak lain adalah mereka yang pengajar, yang seharusnya menjadi acuan para pelajar mengambil ilmu dari mereka. Iming-iming nilai bagus dan tak luput ancaman menjadi senjata andalan mereka.

Saya pikir, kasus demikian bisa terjadi juga karena para pelajar yang menjadi korban tidak mendapat pendidikan seks, mengingat saat ini di negara kita belum terterapkan karena hal demikian dianggap tabu. Padahal pendidikan seks pada anak sangat penting.

Menurut data Komnas Perempuan, jumlah laporan kasus kekerasan seksual di lingkungan pendidikan memang cenderung fluktuatif, walau sempat menurun pada 2021. Namun, penurunan angka itu tidak lantas bisa dianggap sebagai perbaikan, sebab potensi korban yang tidak melapor mungkin lebih banyak dari yang tercatat.

Kemudian yang menjadi sangat diperihatinkan adalah respon lembaga/pemerintah yang sangat lamban akan kasus demikian, hanya demi menjaga nama baik. Walau pemerintah sudah berupaya merespon kondisi ini melalui pemberlakuan Peraturan Mendikbud Ristek Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi. Banyak sekali oknum-oknum tidak bertanggung jawab karena dipandang derajatnya yang lebih tinggi.

Makassar

Other local Indonesian Language ( )