istilah pendidikan pada siswa/i

From BASAsulselWiki
Revision as of 17:55, 2 September 2021 by Wildhanburhanuddin (talk | contribs) (Created page with "{{PageSponsor}} {{Literature |Page Title id=istilah pendidikan pada siswa/i |Page Title=istilah pendidikan pada siswa/i |Photograph=PicsArt 08-29-02.18.32 - Agni meilani.jpg |...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
PicsArt 08-29-02.18.32 - Agni meilani.jpg
Photo source
Author(s)
    Reference


    Add your comment
    BASAsulselWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

    Description


    In English

    in the photo above, is a depiction of current Indonesian education, where students are given the terms backward and forward because there are those who master and do not master the material. Indonesia is so diverse. Starting from the customs, culture, and habits of the people, all are different in each region. We cannot impose capital education standards on the regions. I believe each region has its own potential. Every teacher and student in the area cannot be forced into a system that is not in favor of their inner happiness or the safety of their lives. There must be a compromise in carrying out the teaching and learning process. Because students go to school not to become robots or to become prospective workers. So we should leave the term backward, isolated, or left behind. Instead, let's identify the potential of each region.

    In Indonesian

    pada photo di atas, adalah penggambaran tentang pendidikan Indonesia saa ini, dimana siswa/i diberi istilah terbelakang dan terdepan karena ada yang menguasai dan tidak menguasai materi itu. Indonesia begitu beragam. Mulai dari adat, kebudayaan, dan kebiasaan masyarakat, semua berbeda-beda di tiap wilayah. Kita tidak bisa memaksakan standar pendidikan ibu kota ke daerah-daerah. Saya yakin setiap daerah memiliki potensi masing-masing. Setiap guru dan pelajar di daerah tidak bisa dipaksakan dengan sistem yang tidak berpihak pada kebahagiaan batin atau keselamatan hidup mereka. Harus ada kompromi dalam menjalankan proses belajar mengajar. Karena pelajar bersekolah bukan untuk menjadi robot atau menjadi calon-calon buruh. Maka baiknya kita tinggalkan istilah terbelakang, terasing, atau tertinggal. Sebaliknya, mari kenali potensi tiap daerah.

    In Makassar

    irate potoa Anne, iamintu paccinikanga tentang pappilajaranna Indonesia anne, kamae anak²ka ri sarei areng istila ri bokoang sigang ri dallekang saba' tena na kulle ri pilajarana. Indonesia memang sanna jaina ragamna. singkamma ada'na, budayana hingga panggaukangna tena singkamma tiap² tampa'. nakke yakinga tiap² tampa'na niak potensina ngaseng. guru sigang tau pilajaraka tena kulle ri passakang sigang sistem tena parannu kalenga. Niakpi tau kompromi ilalang proses sikolaya. Nasaba' tau piljaraka teai mesing. Maka bajikna katte teaki tarimai poeng istilah bokoang, ato terasing. Bajikna punna riisseng potensi tiap² tampa' ato daerah.