Literature pemuda dan politik

From BASAsulselWiki
Revision as of 11:09, 31 October 2023 by Aziraazis (talk | contribs) (Created page with "{{PageSponsor}} {{Literature |Page Title id=pemuda dan politik |Page Title en=youth and politics |Page Title mak=to rungka na politik |Page Title bug=ana'muda sibawa politik |...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Photo source
Author(s)
    Category
    Public
    Reference


    Add your comment
    BASAsulselWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

    Description


    In English

    In Indonesian

    Tema: Pemuda dan Politik: “Apatis atau Apaji”.

    Berbicara tentang politik, menurut saya ada beberapa ketakutan ataupun keraguan tersendiri karena politik adalah hal yang kompleks dan mempengaruhi banyak aspek kehidupan masyarakat. Realita hari ini mengajak semua kalangan dari anak muda hingga orang tua berpikir bahwa politik bisa menjadi bahan bercandaan. Jika politik dijalankan oleh anak muda yang hanya peduli pada meme dan emoji daripada undang-undang. Saya tidak bermaksud untuk menjudge atau menyalahkan generasi muda, karena saya yakin masih banyak anak muda yang peduli dan berkontribusi terhadap politik secara positif dan konstruktif. Beberapa kemungkinan dampak yang bisa terjadi seperti: 1.Mungkin akan ada kurangnya kredibilitas, profesionalitasme dan tanggung jawab dari para politisi muda tersebut. Mereka mungkin tidak serius dalam menjalankan tugas dan fungsi mereka sebagai wakil rakyat, melainkan hanya mengandalkan popularitas dan kesenangan semata 2.Mungkin akan ada penurunan kualitas dan efektivitas dari kebijakan publik yang dibuat oleh para politisi muda tersebut. Mereka mungkin tidak memperhatikan aspek-aspek penting seperti kesejahteraan, keadilan, hak asasi manusia dan pancasilasebagai dasar negara. Mereka mungkin lebih memilih kebijakan yang sesuai dengan selera dan tren mereka tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjangnya bagi bangsa dan negara 3.Mungkin akan ada konflik dan polarisasi yang semakin meningkat diantara masyarakat. Mereka mungkin tidak memiliki kemampuan untuk berdialog, bernegosiasi dan berkompromi dengan pihak-pihak yang berbeda pendapat atau kepentingan dengan mereka.

    4.Mereka mungkin lebih suka menggunakan cara-cara provokatif, ofensif atau bahkan anarkis untuk menyampaikan aspirasi atau kritik mereka

    In Makassar