Membangkitkan Semangat Pemuda: Menangkal Apati Politik untuk Menciptakan Masa Depan Lebih Berkualitas

From BASAsulselWiki
Revision as of 09:44, 10 November 2023 by Resky Suliasti (talk | contribs) (Created page with "{{PageSponsor}} {{Literature |Page Title id=Membangkitkan Semangat Pemuda: Menangkal Apati Politik untuk Menciptakan Masa Depan Lebih Berkualitas |Page Title=Membangkitkan Sem...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Photo source
Author(s)
Category
College/University
Reference


Add your comment
BASAsulselWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

Description


In English

Youth who are apathetic in the world of politics indicates a serious challenge to the democratic process. When the younger generation, who should be the driving force of change, chooses to be apathetic towards politics, it is a warning of the potential to lose an important voice in the formation of policy and the direction of the country. This apathy can arise from various factors, such as distrust of the political system, a sense of hopelessness towards change, or a lack of understanding of the importance of their political role.

Youth's political apathy is not solely their own problem, but also reflects the failure of the political system to provide adequate motivation and space for participation for them. To overcome this problem, there needs to be a concerted effort from governments, educational institutions, and society to provide a better understanding of the political process, inspire trust, and encourage active engagement.

It is important for young people to realize that their participation in politics has a direct impact on the formation of policy and the direction of the country. By overcoming apathy, youth can become powerful agents of change, bringing fresh ideas and demanding accountability from leaders. In other words, overcoming youth political apathy is a crucial first step towards a more participatory and democratic society.

In Indonesian

Pemuda yang apatis dalam dunia politik menandakan sebuah tantangan serius bagi proses demokrasi. Ketika generasi muda, yang seharusnya menjadi motor penggerak perubahan, memilih untuk bersikap apatis terhadap politik, itu menjadi peringatan akan potensi kehilangan suara penting dalam pembentukan kebijakan dan arah negara. Sikap apatis ini dapat timbul dari berbagai faktor, seperti ketidakpercayaan terhadap sistem politik, rasa putus asa terhadap perubahan, atau kurangnya pemahaman akan pentingnya peran politik mereka.

Apati politik pemuda bukanlah semata-mata masalah mereka sendiri, tetapi juga mencerminkan kegagalan sistem politik dalam memberikan motivasi dan ruang partisipasi yang memadai bagi mereka. Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya upaya bersama dari pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang proses politik, menginspirasi kepercayaan, dan mendorong keterlibatan aktif.

Penting bagi pemuda untuk menyadari bahwa partisipasi mereka dalam politik memiliki dampak langsung pada pembentukan kebijakan dan arah negara. Dengan mengatasi sikap apatis, pemuda dapat menjadi agen perubahan yang kuat, membawa ide-ide segar, dan menuntut akuntabilitas dari para pemimpin. Dengan kata lain, mengatasi apati politik pemuda adalah langkah awal yang krusial menuju masyarakat yang lebih berpartisipasi dan berdemokrasi.

In Makassar