Literature Pemuda dan Politik: "Apatis atau Apaji?"

From BASAsulselWiki
Revision as of 04:35, 10 November 2023 by Iqbal1999 (talk | contribs) (Created page with "{{PageSponsor}} {{Literature |Page Title id=Pemuda dan Politik: "Apatis atau Apaji?" |Page Title en=- |Page Title mak=- |Page Title bug=- |Authors=Muhammad Iqbal |Kategori=pub...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Photo source
Author(s)
Category
Public
Reference


Add your comment
BASAsulselWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

Description


In English

In Indonesian

“Pemuda dan Politik: Apatis atau Apaji?”

Oleh: Muhammad Iqbal Sebagai generasi muda bangsa Indonesia, kita harus mampu menjadi contoh teladan bagi bangsa. Penerus bangsa yang berkepribadian baik, pejuang bangsa yang berakhlak mulia dan menjadi pemimpin bangsa yang jujur, adil, dan berwibawa. Sering kali, pemuda dihadapkan oleh sebuah realita tentang pemilu. Apa yang harus dilakukan oleh pemuda dalam politik atau ia bersikap apatis? Mungkin sebagian besar pemuda mudah menjawabnya. Pemuda yang baik adalah pemuda yang mampu membaca realita kehidupan politik bangsa. Pemuda yang mampu menghadirkan jiwa sosial dan politik akan menjadi pemuda yang tangguh, berjiwa besar dan tentunya berjiwa pemimpin. Karena tonggak kesuksesan bangsa tergantung tangguhnya seorang pemuda bangsa. Hal ini senada dengan yang diucapkan oleh Soekarno: "Beri aku 1000 orangtua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia." Pernyataan Ir. Soekarno tersebut mengisyaratkan bahwa betapa pentingnya pemuda dalam suatu negara. Dalam hal pemilu dan politik, hendaknya pemuda Indonesia harus aktif dalam mensukseskan pemilu di Indonesia. Setidaknya ia harus mampu untuk melakukan tiga tugas atau posisi utama. Pertama dengan melibatkan diri sebagai penyelenggara pemilu di berbagai tingkatan daerah seperti menjadi anggota Bawaslu, PPS, Panwaslih, Pantarlih, dsb. Kedua ikut serta atau berpartisipasi untuk mencalonkan diri sebagai calon legislatif atau eksekutif. Ketiga mampu mensosialisasikan program pemilu dan politik bagi masyarakat. Dengan tiga tupoksi atau tugas tersebut, maka pemuda diharapkan mampu menjadi agen perubahan bagi bangsa Indonesia.

Di tahun 2024, pemuda menjadi pemilih terbanyak di pemilu 2024. Apalagi peran aktif dan sosial para pemuda patut diperhitungkan. Generasi muda terutama generasi Z sudah mampu mempengaruhi opini publik dengan memperjuangkan isu-isu yang berkaitan dengan permasalahan negara seperti isu hak-hak asasi manusia, isu kesenjangan sosial dan ekonomi, isu lingkungan dan isu kesetaraan gender. Pemuda diharapkan mampu menjadi contoh teladan bagi berjalan nya roda demokrasi perpolitikan di Indonesia.

In Makassar