Evacuation in my opinion is a temporary shelter that is generally intended for people affected by disasters/disasters, such as when the earthquake and tsunami hit Palu and its surroundings in Central Sulawesi on September 28, 2018, approximately 2,000 bodies were found. However, the exact death toll is very small considering that a number of residential areas were swept away by the tsunami and liquefaction, thus burying many people. And in my opinion, there are still many disaster residents whose rights and needs have not been met, starting from the housing aspect. And in my opinion, the distribution of government aid to tsunami victims is uneven, examples of development have not reached remote areas, so that people in remote areas feel that there is justice by the government because access is not considered, only in urban areas. areas where infrastructure is being built. In Palu alone, there are around 4000 families who cannot be accommodated and they are still living in refugee camps, as well as refugees struggling to get basic needs, clean water, and othiers. One of the most crucial is the lack of food and beverage logistics supplies in the affected areas. The amount of aid sent by the central government through the Ministry of Social Affairs on the first day after the earthquake and tsunami was insignificant compared to the number of refugees estimated at tens of thousands of people. And approximately 6 months after the earthquake followed by the tsunami that hit Palu, Sigi, and Donggala in Central Sulawesi, thousands of people still live in refugee camps.
Evakuasi menurut saya adalah tempat penampungan sementara yang umumnya diperuntukan bagi masyarakat yang terkena bencana/bencana, seperti saat gempa dan tsunami melanda Palu dan sekitarnya di Sulawesi Tengah pada 28 September 2018, sekitar 2.000 mayat ditemukan. Namun, jumlah korban tewas yang tepat sangat kecil mengingat sejumlah area pemukiman tersapu oleh tsunami dan likuifaksi, sehingga mengubur banyak orang. Dan menurut saya masih banyak warga bencana yang haknya dan kebutuhan belum terpenuhi, mulai dari aspek perumahan. Dan menurut saya, penyaluran bantuan pemerintah untuk tsunami korban tidak merata, contoh pembangunan belum tercapai daerah terpencil, sehingga masyarakat di daerah terpencil merasa ada keadilan oleh pemerintah karena akses tidak diperhatikan, hanya di daerah perkotaan. daerah di mana infrastruktur sedang dibangun. Di Palu saja, ada sekitar 4000 keluarga yang tidak bisa ditampung dan mereka masih tinggal di kamp-kamp pengungsi juga sebagai pengungsi yang berjuang untuk mendapatkan kebutuhan dasar, air bersih, dan lainnya. Salah satu yang paling krusial adalah kurangnya logistik makanan dan minuman pasokan di daerah yang terkena dampak. Jumlah bantuan yang dikirim oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial pada hari pertama setelah gempa dan tsunami tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah pengungsi yang diperkirakan mencapai puluhan ribuan orang. Dan sekitar 6 bulan setelah gempa disusul tsunami yang melanda Palu, Sigi, dan Donggala di Sulawesi Tengah, ribuan orang masih tinggal di kamp-kamp pengungsi.
Enable comment auto-refresher