Stop Kekerasan Seksual Di Dunia Pendidikan

From BASAsulselWiki
Revision as of 12:52, 1 August 2022 by Sriwidharti.R (talk | contribs)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
20220801T125215468Z165216.jpeg
Photo credit
Pinterest
Contributor
Sriwidharti.R


Add your comment
BASAsulselWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

Description


English

Sexual harassment is actually not only in the form of physical violence, but can also be verbal that smells of sex. Sexual violence is also widely carried out in public places, one of which is in schools and universities. At first glance, we certainly think and reject these thoughts when sexual harassment occurs in the educational environment because that should be a place for studying and education and also prioritizing the values of decency. But in reality, in the educational environment there are also many cases of sexual violence. The majority of victims of sexual harassment are women, almost every year the number of cases of sexual violence against women continues to increase.

After knowing that cases of sexual harassment from year to year are increasing and the motives are increasingly diverse. Surely people will think how to break the chain of sexual harassment cases? Therefore, when a teacher or lecturer commits sexual harassment in an academic or educational environment, they are indirectly teaching the practice of sexual harassment to their students and students. No wonder when a teacher or lecturer sexually harasses his students and students, and even students may do the same thing to fellow students and fellow students. In this case, usually the cause is weak character education in the academic and educational environment. And sexual violence is not only experienced by students and students but is also sometimes experienced by teachers and lecturers. So it is necessary to "rectify" the orientation of a motivated academic environment, namely by strengthening the cultivation of character education to all elements in the academic and educational environment. achieved by putting aside character education.

Efforts that can be made to reduce the rate of sexual harassment are First, the need to strengthen character education in the educational and academic environment. Second, teachers and lecturers are examples of good character to students and students, so as much as possible provide examples of good behavior in the educational environment. Third, victims of sexual harassment must be firm in reporting their cases so that these cases are immediately identified, and responded to by the competent authorities and immediately followed up in the legal realm in order to provide a deterrent effect on perpetrators of sexual harassment.

Indonesian

Pelecehan seksual sebenanrnya tidak hanya berupa kekerasan secara fisik saja, akan tetapi juga bisa secara verbal yang berbau seks. Kekerasan seksual juga banyak dilakukan di tempat umum, salah satunya di sekolah maupun universitas.Sekilas pasti diri kita berpikir dan menolak akan pikiran tersebut ketika pelecehan seksual terjadi di lingkungan pendidikan karena yang seharusnya menjadi tempat menuntut ilmu dan pendidikan dan juga mengedepankan nilai-nilai kesopanan.Tetapi pada kenyataannya, di lingkungan pendidikan juga banyak terjadi kasus kekerasan seksual. Mayoritas yang menjadi korban pelecehan seksual adalah kaum perempuan,hamper setiap tahun jumlah kasus kekerasan seksual terhadap perempuan terus meningkat.

Setelah mengetahui kasus pelecehan seksual dari tahun ke tahun semakin meningkat dan motifnya pun semakin beragam.Pasti orang-orang akan berpikiran bagaimana cara agar memutus mata rantai kasus pelecehan seksual ini? Maka dari itu ketika ada seorang guru maupun dosen melakukan pelecehan seksual di lingkungan akademik atau pendidikan, secara tidak langsung sedang mengajarkan praktik pelecehan seksual terhadap murid maupun mahasiswanya. Tak heran ketika ada seorang guru maupun dosen melakukan pelecehan seksual kepada muridnya maupun mahasiswanya, dan bahkan murid pun bisa jadi melakukan hal yang sama kepada sesama murid maupun sesama mahasiswa. Dalam hal ini biasanya penyebabnya karena lemahnya pendidikan karakter di lingkungan akademik maupun pendidikan.Dan kekerasan sesksual tidak hanya dialami oleh murid maupun mahasiswanya tetapi jugaterkadang dialami oleh guru maupun dosen. Maka perlu “diluruskan kembali” orientasi lingkungan akademik yang bermotivasi yaitu dengan menguatkan penanaman pendidikan karakter kepada seluruh elemen di lingkungan akademik maupun pendidikan.Perlu dietahui pendidikan karakter jauh lebih berharga, karena sebagai penghubung untuk setiap tindakan manusia dalam beraktifitas, dibandingkan hanya prestasi-prestasi akademik yang diraih dengan mengesampingkan pendidikan karakter.

Upaya yang bisa dilakukan untuk memutus angka pelecehan seksual yaitu Pertama, perlunya penguatan pendidikan karakter di lingkungan pendidikan dan akademik. Kedua, guru maupun dosen menjadi contoh karakter yang baik kepada murid maupun mahasiswanyaa,jadi sebisa mungkin memberikan contoh perilaku yang baik dilingkungan pendidikan. Ketiga, korban pelecehan seksual harus tegas dalam melaporkan kasus yang dialaminya agar kasus ini segera diketahui, dan ditanggapi oleh pihak-pihak yang berwenang dan secepatnya ditindaklanjuti ke ranah hukum agar memberikan efek jera terhadap pelaku pelecehan seksual.

Makassar

Other local Indonesian Language ( )