Dominasi Gen-Z Dalam Pemilu

From BASAsulselWiki
Revision as of 07:22, 10 November 2023 by Kurnia. (talk | contribs)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
20231110T070722156Z162936.jpg
0
Vote
Photo source
Author(s)
Category
College/University
Reference
Competition
PemudaPemilu1


Anonymous user #1

12 months ago
Score 0 You
Penulisannya sudah bagus
Add your comment
BASAsulselWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

Elections: Apathy or what?

Description


In English

In Indonesian

Generasi Z merupakan aset pemilu dengan populasi penduduk yang besar serta suara penentu

kemenangan dengan komposisi suara tertinggi dalam Pemilu. tentunya peranan dari generasi Z tidak bisa dipandang sebelah mata. Bahkan boleh dikatakan bahwa generasi Z akan sangat berpengaruh terhadap kemenangan suara para kontestan Pemilu nanti. Salah satu alasannya ialah karena jumlah dari generasi z sangat banyak,Dalam hal partisipasi politik, Generasi Z memiliki pengaruh tersendiri dalam pemilu selain karena jumlahnya yang cukup banyak, generasi Z juga hidup pada era informasi di mana segala sesuatunya menggunakan internet atau media online. Generasi z memiliki pendidikan dan akrab dengan teknologi tetapi pola dalam pemilu generasi z mungkin saja banyak yang mengadopsi sikap ambiguitas atau tidak peduli terhadap isu-isu politik. Media digital seperti tiktok, Facebook, Twitter, Instagram dan media sosial lainnya sangat berkaitan dengan generasi z . Dengan demikian informasi politik seperti kampanye online sangat relevan di generasi z. Komedi Pemilu Singkat cerita pemilu pun akan di segerakan, Dimana ada beberapa calon yang sudah terlihat di masyarakat . Dimana sudah banyak poster calon yang tersebar dimana-mana dalam bentuk emoji lucu, salah satu poster ada yang berbentuk foto calon pemimpin dan bertuliskan “EWAKO! ATUR BAGAIMANA BAEKNYA SODARA DENGAN MEMILIH SAYA” Deh. Dan disisi pemilu sudah mulai menyebar emoji tersebut dalam bentuk emot melalui media sosial seperti WhatsApp dan platfrom media lainnya. Komentar di kalangan pemudapun mulai bermunculan salah satunya seperti “APAJI!”, “TENAMO!” dimana pemuda ini tidak menyukai calon pemimpin “aih”. Sebaliknya yang mendukung mulai membuat video tiktok bertuliskan “DEH TAWWA CALON PEMIMPIN”. Bahkan Masih banyak lagi kampanye dalam bentuk emoji yang sudah berseliweran di media sosial. Sudah terbayang jika pemuda yang dikuasai oleh koreografi dan emoji menjadi pemimpin, kegiatan politik hanya akan di bahas melalui media sosial. Sarana koreografi akan di jadikan senjata menyampaikan masalah politik atau menyuarakan sesuatu yang berkaitan dengan kampanye atau bahkan urusan pemerintahan. Lalu bagaimana nasib mereka atau generasi Y yang belum mengenal dengan baik platfrom koreografi? Mereka akan ketinggalan informasi dalam kegiatan politik atau pemerintahan. Sehingga solgan yang menyatakan “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” tidak lagi terwujud bagi mereka. Memili figur pemimpin yang mampu membawa perubahan, merakyat, dam bebas dari korupsi. Dan yang tidak kala penting bagi generasi z track ricord dan prestasi dari masing-masing kandidat. Sikap politik generasi z sudah seharusnya lebih intens dan tidak apatis dalam menilai politik.sehingga bisa memilih dengan tepat calon pemimpin negara yang bisa membawa perubahan yang baik bagi bangsa

dan negara.

In Makassar