Pemuda dan Politik

From BASAsulselWiki
Revision as of 16:42, 10 November 2023 by Aghna (talk | contribs) (Created page with "{{PageSponsor}} {{Literature |Page Title id=Pemuda dan Politik |Page Title=Pemuda dan Politik |Photograph=20231110T163953111Z355887.jpg |Photograph reference=Internet |Authors...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
20231110T163953111Z355887.jpg
Photo source
Internet
Author(s)
Category
College/University
Reference


Add your comment
BASAsulselWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

Description


In English

In Indonesian

Politik menjadi topik yang tak terhindarkan dalam percakapan sehari-hari, melibatkan berbagai kalangan, mulai dari kaum muda hingga yang sudah tua. Meskipun demikian, terdapat tren di mana lebih banyak orang tua yang terlibat dalam dunia politik dibandingkan anak muda. Beberapa faktor mungkin mempengaruhi kurangnya minat anak muda dalam politik. Faktor-faktor tersebut antara lain meliputi kurangnya pendidikan politik yang memadai, rasa ketidakpuasan terhadap sistem politik yang mungkin dirasa tidak mencerminkan kebutuhan mereka, serta perasaan bahwa partisipasi mereka tidak akan memiliki dampak signifikan. Selain itu, kepercayaan yang kurang pada pemimpin politik dan institusi politik juga dapat menjadi kendala. Perlu adanya upaya untuk meningkatkan kesadaran politik dan menumbuhkan minat anak muda dalam proses politik agar mereka dapat menjadi bagian aktif dalam pembentukan masa depan negara.

Ini biasanya disebabkan oleh fakta bahwa generasi muda menganggap politik sebagai sesuatu yang tidak jelas dan penuh dengan perdebatan yang berlebihan yang hanya bertujuan untuk mendapatkan simpatisan. Ditambah lagi, karena banyaknya kasus politik miring seperti korupsi dan pembungkaman pers, citra politik kian merosot.

anak muda itu acuh akan politik karena mereka kurang kesadarannya akan PKN itu sendiri mereka itu sudah masa bodoh sama demokrasi yang ada, karena adanya faktor pemerintah yang kurang baik kinerjanya jadi membuat anak muda tidak percaya. Anak muda juga cenderung terkotak-kotak kan berdasarkan identitas mereka, karena mereka hanya ikut arus dari suatu klompok tertentu, baik itu yang trendy maupun yang sama sama memiliki identitas yang sama (cenderung pada daerah asal).

Anak muda mungkin cenderung acuh terhadap politik karena adanya perbedaan pandangan dan latar belakang mengenai politik itu sendiri. Beberapa di antara mereka yang terlibat dalam politik mungkin lebih memanfaatkan keistimewaan yang diperoleh dari orang tua sebagai latar belakang atau batu loncatan mereka untuk berkarir.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketidakpedulian anak muda terhadap isu politik. Pertama, kurangnya pendidikan Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) dapat menjadi salah satu penyebabnya. Kedua, adanya politik identitas dan budaya turut berkontribusi dalam membentuk sikap anak muda terhadap politik. Ketiga, pengaruh latar belakang lingkungan, seperti keluarga dan teman sebaya, juga memainkan peran penting dalam membentuk pandangan politik mereka. Selain itu, globalisasi dan cara media membahas politik juga berperan dalam membuat anak muda menjadi apatis terhadap demokrasi.

Secara keseluruhan, kurangnya pendidikan Pendidikan Kewarganegaraan (PKN), adanya politik identitas dan budaya, serta pengaruh latar belakang lingkungan termasuk dalam faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpedulian anak muda terhadap isu politik. Selain itu, pengaruh globalisasi dan bagaimana media mengulas politik juga berkontribusi terhadap sikap apatis anak muda terhadap demokrasi. Untuk meningkatkan partisipasi generasi muda dalam ranah politik, perlu dilakukan upaya meningkatkan pendidikan kewarganegaraan, merawat keberagaman politik, dan membentuk lingkungan yang mendorong pemahaman dan keterlibatan aktif dalam demokrasi.

In Makassar