Literature Memberdayakan Pemuda: Memilih untuk Perubahan

From BASAsulselWiki
Revision as of 07:16, 11 November 2023 by Reskiyani07 (talk | contribs) (Edited automatically from page Literature Memberdayakan Pemuda: Memilih untuk Perubahan.)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
20231111T062321511Z717843.png
0
Vote
Photo source
Author(s)
Category
College/University
Reference
Competition
PemudaPemilu1


Add your comment
BASAsulselWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

Elections: Apathy or what?

Description


In English

The 2024 General Election will soon be held, and this will be a place for the people of Indonesia including the youth to choose and determine the future leaders of Indonesia for the next 5 years. Younger generations make up the largest portion of the permanent voters list (DPT) for the 2024 elections with a percentage of 40% to 50% of the overall DPT. By looking at this percentage, it is quite clear that the youth vote is considered very decisive in the 2024 elections. However, apathy towards politics can hinder the important role of youth in determining Indonesia's future leaders, therefore youth need to take part in succeeding and creating a healthy democratic environment.

Youth have the ability to change people's perspectives and advance the country through the selection of the best candidates, youth can also mobilize campaigns and become dialog facilitators for candidates and communities. As the future generation, youth have an important role in monitoring and selecting candidates with good and fair policies for all Indonesians. But of course, there are also some challenges that will be faced by the youth, such as apathy and lack of political insight, negative political culture, and lack of participation in the election process.

Youth involved in elections as election participants and polling station supervisors can form active participation in elections. In addition, by actively participating in political activities, youth have high self-confidence and are able to produce the largest votes in each election. A quality election requires active participation from youth, because youth have an important role as a supplement to the participation of the voting public. Youth is the key to community involvement in the electoral process. Therefore, it is necessary to make various efforts to encourage youth participation in elections, such as by increasing self-awareness of the importance of participating in determining the next leader of the country, increasing regular political education and utilizing information technology.

In Indonesian

Sebentar lagi Pemilu 2024 akan dilaksanakan, dan ini akan menjadi tempat bagi para rakyat Indonesia termasuk para pemuda untuk memilih dan menentukan pemimpin Indonesia di masa depan selama 5 tahun ke depan. Generasi-generasi muda memperoleh porsi terbesar dari daftar pemilih tetap (DPT) untuk Pemilu 2024 dengan persentase 40% hingga 50% dari keseluruhan DPT. Dengan melihat persentase ini, cukup jelas bahwa suara pemuda dianggap sangat menentukan dalam Pemilu 2024 nanti. Namun sikap apatis terhadap politik dapat menghambat peran penting pemuda dalam menentukan pemimpin Indonesia di masa depan, oleh karena itu pemuda perlu mengambil bagian perannya untuk menyukseskan dan menciptakan lingkungan demokrasi yang sehat.

Pemuda memiliki kemampuan untuk mengubah cara pandang Masyarakat dan memajukan negara melalui pemilihan calon terbaik, pemuda juga dapat menggerakan kampanye dan menjadi fasilitator dialog bagi calon dan Masyarakat. Sebagai generasi masa depan, pemuda memiliki peran penting dalam memantau serta memilih calon pemimpin dengan kebijakan yang baik dan adil bagi seluruh Masyarakat Indonesia. Tapi tentunya hal ini juga terdapat beberapa tantangan yang akan dihadapi para pemuda, misalnya seperti sikap apatis dan minimnya wawasan politik, budaya politik yang negatif, serta minimnya partisipasi dalam proses Pemilu.

Pemuda yang terlibat dalam Pemilu sebagai peserta pemilihan serta pengawas TPS dapat membentuk partisipasi aktif dalam Pemilu. Selain itu, dengan aktif berperan serta dalam kegiatan politik, pemuda memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan mampu menghasilkan suara terbesar di setiap Pemilu. Pemilu yang berkualitas membutuhkan partisipasi aktif dari pemuda, karena pemuda memiliki peran penting sebagai suplemen partisipasi Masyarakat pemilih. Pemuda menjadi kunci dalam keterlibatan Masyarakat dalam proses Pemilu. Oleh karena itu, perlu dilakukan berbagai Upaya untuk mendorong partisipasi pemuda dalam pemilu, seperti dengan meningkatkan kesadaran diri akan pentingnya berpartisipasi dalam menentukan pemimpin negara selanjutnya, meningkatkan Pendidikan politik secara teratur dan memanfaatkan teknologi informasi.

In Makassar