i generasi milenial ilalangi pammile

From BASAsulselWiki
Revision as of 15:50, 11 November 2023 by Fauziah Ridwana (talk | contribs)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
20231111T103204323Z255384.jpeg
0
Vote
Photo source
generasimilenialdalampemilu.kpu.go.id
Author(s)
Category
College/University
Reference
Competition
PemudaPemilu1


Add your comment
BASAsulselWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

Elections: Apathy or what?

Description

EmbedVideo received the bad id "https://VoFb5BxPoQE?si=BrMi6CopmbnzVSen" for the service "youtube".

Perangenerasimilenialdalampemilu.ac.id


In English

The millennial generation plays a role in influencing government policies and results through their participation in elections as a form of implementation in Indonesia's democratic system.The millennial generation is simply defined as the Millennial generation born from the 1980s to the late 1990s. Based on research by The Urbans Millennials in 2017, in Indonesia itself there are 255 million people, 81 million of whom are the millennial generation for the first time. In 2020, Indonesia experienced a demographic bonus phenomenon, having a population of productive age greater than the number of non-productive people and 50% of that productive age. are the millennial generation. Millennial voters who will cast their vote in the General Election. According to the applicable regulations, voters who get the right to take part in a democratic party for the first time are 17 years old and if they are married (Law, 2003). How should millennials participate in politics? In the era of political democracy, everything that concerns the state and society is always synonymous with politics. Democratic politics and elections must be instrumental in determining leaders for the country. Politics as our active participation in determining the direction of the nation. The campaign on behalf of the millennial generation, fighting for and providing space for this generation to appear as actors of national change is more visible only to gain votes from the generation which numbers 35% in Indonesia. General elections are a process of implementing democracy where every citizen has the right to determine their future leader (Nasir, 2020), where there is freedom, justice and equality for everyone in any field. Based on Law Number 7 of 2017 article 1 concerning General Elections, elections are a means for a sovereign society to conduct elections for the DPR, DPD, DPRD, and the president and his deputies. In the implementation of elections, elections are carried out on the principle of "direct, public, free, secret, honest, fair" and are based on Pancasila and the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia. The implementation of elections is a form of democracy in a country. The millennial generation plays a role in  influencing government policies and outcomes through their participation in elections as a form of implementation in Indonesia's democratic system. So, a smart millennial must be able to decide rational choice. Must be active in various political processes starting from active participation in elections, quality political participation balanced with open political views so that it is not easy to get caught up in divisive conflicts With the dominant activities of the millennial generation in using technology, it also makes it very easy for anyone to provide input to this generation via social media. Judging from the interests of this generation, of course it is clear who wants to benefit from the large number of millennial generations, including in their respective political interests. Of course, significant millennial potential is not easy to obtain, it requires an active, creative approach and of course in accordance with their technologically updated world. As the millennial generation, of course you have to know about technology and media, so existing political participation must be balanced with increasing existing references in making choices. Don't get caught in hoaxes in the millennial era when using social media. Don't get caught up in fake issues/news without being real. It is hoped that in the future there will be no millennial generation who will not exercise their right to vote or abstain. The millennial generation must be smart and active in exercising their voting rights. There is minimal attention to millennials in elections. The problems that will be faced include KPPS workload, logistics distribution, voter data validation, money politics, and the spread of hoaxes or hate speech during the campaign period. The lower voter participation in elections in a country indicates that there are problems that determine solutions. The positive impact of the role of the millennial generation in elections, Millennials are very passion-driven and dare to take risks to achieve their dreams. They are also quick to learn, adapt, open-minded, and optimistic about pursuing their ambitions.

In Indonesian

Generasi milenial berperan untuk mempengaruhi kebijakan dan hasil pemerintah melalui partisipasinya dalam pemilu sebagai bentuk implementasi di negara Indonesia dalam sistem demokrasi. Generasi milenial secara sederhana diartikan sebagai generasi Milenial yang terlahir mulai dari tahun 1980-an sampai pada akhir 1990-an. Berdasarkan riset The Urbans Millenials tahun 2017, di Indonesia sendiri jumlah 255 juta penduduk terdapat 81 juta yang merupakan generasi milenials pertama kalinya di tahun 2020 Indonesia mendapat fenomena bonus demografi memiliki jumlah penduduk usia produktif lebih besar daripada jumlah tidak produktif dan 50% dari usia produktif tersebut adalah generasi milenial. 

Pemilih Milenial yang akan memberikan hak suaranya dalam Pemilihan Umum. Sesuai aturan yang berlaku bahwa pemilih yang mendapatkan hak pertama kali dalam mengikuti pesta demokrasi yaitu sudah berumur 17 tahun dan apabila sudah menikah (Undang -Undang, 2003).

Bagaimana seharusnya millenials berpartisipasi dalam politik? Dalam era demokrasi politik adalah segala hal yang menyangkut negara dan masyarakat selalu identik dengan politik. Politik demokrasi dan pemilu harus menjadikan dalam menentukan pemimpin untuk negara. Politik sebagai partisipasi aktif kita dalam menentukan arah bangsa. Kampanye mengatasnamakan generasi milenial, memperjuangkan serta memberikan ruang untuk generasi ini tampil sebagai aktor perubahan bangsa lebih terlihat hanya sebatas untuk meraup suara dari generasi yang jumlahnya 35% di Indonesia.

Pemilihan umum adalah suatu proses implementasi dari demokrasi dimana setiap warga negara mempunyai hak yang dalam menentukan calon pemimpin bagi mereka (Nasir, 2020), dimana terdapat kebebasan, keadilan dan kesetaraan pada setiap orang dalam bidang apapun. 

Berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 2017 pasal 1 tentang Pemilihan Umum, pemilu merupakan fasilitas masyarakat yang berdaulat dalam melakukan pemilihan DPR, DPD, DPRD, dan presiden beserta wakilnya. Dalam pelaksanaan pemilu dilaksanakan dengan asas luber jurdil "langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil" dan didasarkan pada Pancasila serta UUD RI tahun 1945.

Pelaksanaan pemilu sebagai bentuk demokrasi yang ada di dalam suatu negara. Generasi milenial berperan untuk  mempengaruhi kebijakan dan hasil pemerintah melalui partisipasinya dalam pemilu sebagai bentuk implementasi di negara Indonesia dalam sistem demokrasi.

Jadi, seorang milenials yang cerdas harus bisa menentukan pilihannya secara rasional. Harus aktif dalam berbagai proses politik mulai aktif partisipasi dalam pemilu, partisipasi politik yang berkualitas diimbangi dengan pandangan politik yang terbuka sehingga tidak mudah terjebak pada konflik yang memecah belah

Dengan aktivitas generasi milenial yang dominan dalam menggunakan teknologi juga sangat memudahkan siapa saja memberikan input pada generasi ini melalui media social. Dilihat dari minat generasi ini tentu sudah terlihat siapa saja yang ingin mendapatkan manfaat dari besarnya jumlah generasi milenial termasuk dalam kepentingan politik mereka masing masing. Potensi milenial yang signifikan tentu tidak serta merta dengan mudah didapat, perlu pendekatan yang aktif, kreatif dan tentunya sesuai dengan dunia mereka yang update dengan teknologi.

Sebagai generasi milenial tentu harus tahu dalam teknologi dan media maka partisipasi politik yang ada harus diimbangi dengan perbanyak referensi yang ada dalam menentukan pilihan. Jangan terjebak hoax di era milenial dalam penggunaan medsos. Jangan sampai terjebak pada isu/berita palsu tanpa nyatanya. Harapan kedepannya tidak ada generasi millenial yang tidak menggunakan hak pilihnya atau golput. Generasi milenial harus cerdas dan aktif dalam menyalurkan hak pilihnya.Minimnya perhatian terhadap milenial dalam pemilu. Adapun masalah yang akan dihadapi diantaranya Beban Tugas KPPS, Pendistribusian Logistik, Validasi Data Pemilih, Politik Uang, dan Penyebaran Hoax atau Hate Speech saat masa Kampanye. Semakin rendahnya partisipasi pemilih dalam pemilihan disuatu negara menandakan adanya permasalahan yang menentukan solusi untuk penyelesaian. Dampak positife dari peran generasi milenial dalam pemilu, Millennials sangat passion-driven dan berani mengambil resiko meraih mimpi. Mereka juga cepat belajar, beradaptasi, open-minded, dan optimistis mengejar ambisi mereka.

In Makassar