Demonstran jadi Caleg? Kenapa Tidak!

From BASAsulselWiki
Revision as of 15:57, 14 December 2023 by Trisha Chelin Pamian (talk | contribs) (Created page with "{{PageSponsor}} {{Literature |Page Title id=Demonstran jadi Caleg? Kenapa Tidak! |Page Title=Demonstran jadi Caleg? Kenapa Tidak! |Authors=Trisha Chelin Pamian |Affiliation=Un...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Photo source
Author(s)
Affiliation
Universitas Bosowa
Category
College/University
Reference


Add your comment
BASAsulselWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

Description


In English

In Indonesian

Dehhhh....nda terasa sebentar lagi pemilihan umum. Siap semua mi ki'? Sudah mi ta tentukan siapa mau dipilih? Jangan sampai salah pilih ki' nah. Karena kita' ji itu yang capek pergi demo kalau nda sesuai sama ekspektasi ta'.

Berbicara soal demo, apalagi kita' mahasiswa pasti ada teman ta' yang mengkritisi pemerintah melalui jalur demonstrasi. Eh, pada akhirnya pas lulus, nyalon tongi juga dengan dalih bahwa anak muda harus masuk ke dalam pemerintahan untuk memperbaiki sistem yang ada. Terus na bilang juga, tukang demo pas kuliah kalau terpilih jadi anggota lembaga legislatif akan na dengar ji itu seruan rakyatnya di depan pagar kantor karena pernah merasakan hal yang sama. iyo kah? bukan ji semata omongan manis? Semanis jagung yang ada di Enrekang karena nanti tawwa ditelan pahit-pahit sama rakyat sepahit kopinya orang Toraja.

Nda salah ji iya siapapun yang mau mencalonkan diri sebagai caleg, bahkan tukang demo sekalipun. Tapi, jangan sampai dia didemo karena kerjanya yang nda sesuai apalagi kalau ingkar janji, dehhhh sessajaki itu. Belum lagi, saat kuliah jadi aktivis dan akademiknya terabaikan kemudian pas jadi wakil rakyat malah jadi tukang tidur dan bolos rapat, apa mi mau jadi kalau begitu? Padahal dulu pas demo behhhh nda ada kalah i berdiri di atas truk. Tapi, pas jadi DPR malah turu. Ampun bang jago! Tapi, sekali lagi, tidak semua tukang demo yang jadi caleg seperti itu and anyone has the right to nominate themselves.

Makanya toh menurutku, tukang demo jangan cuma garang di jalan tapi tetap mi juga aktif di perkuliahan. Supaya pengetahuan yang na dapatkan di perkuliahan bisa na gunakan untuk orasi saat demo, jangan cuma carutu ji na bilang. Kelak ia ahli di studinya dan jadi wakil rakyat, na tau mi apa mau na bikin. Jadi, tukang demo jadi caleg? WHY NOT!

In Makassar