Literature pemuda dan pemilu FYP

From BASAsulselWiki
Revision as of 10:50, 15 December 2023 by Syauqi aqram (talk | contribs)
20231215T234727493Z547104.jpeg
Photo source
Author(s)
Affiliation
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
Category
College/University
Reference


Anonymous user #1

11 months ago
Score 0 You
Keren2...Perbanyak Literasi lagi syngkuhh, bnyak2 cari data dan berita terkait politik biar pemilihan kata dan penulisanx lebih tepat lgi✌️❤️
Add your comment
BASAsulselWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

Description


In English

In Indonesian

Berbicara mengenai politik, adalah sesuatu hal yang tidak akan ada habisnya. politik sendiri lahir pada akhir abad ke-19, bahkan dinamakan sebagai ilmu sosial tertua di dunia. lalu apa hubungan antara politik dan pemilu? politik dan pemilu adalah suatu hal yang saling berkaitan, yang dimana politik sendiri merupakan usaha menggapai kehidupan yang baik, dan pemilu adalah sarana pelaksaan kedaulatan rakyat yang bersifat demokrasi. lalu bagaimana situasi politik di indonesia, khususnya menjelang pemilu 2024 yang akan di gelar februari mendatang dan bagaimana pandangan pemuda mengenai pemilu sendiri? di tahun ini pemilu akan dihadapkan dengan sesuatu yang baru yang dimana generasi kaum muda menjadi pemilih terbanyak pada pemilu 2024 sebesar 56,45%. namun ketika di tanya pandangannya, persentase anak muda yang menyatakan minatnya pada politik hanya 1,1%.banyak pemilih muda yang ragu - ragu, pesismistis terhadap situasi politik dan kurang percaya pada elit politik, sehingga membuat para pemuda mengindentifikasi diri mereka sebagai golput (bukan partisipasi dalam proses politik),apatis secara politik, dan bersikap pasif dalam politik meskipun mereka hidup di lingkungan politik yang lebih liberal. menurut pandangan saya sendiri (mahasiswa ilmu politik), yang membuat pemuda merasa cuek akan politik dan kurang antusias meyambut kontestasi politik karena mungkin saja mereka merasa sering di pandang rendah oleh generasi generasi yang lebih tua, terutama dalam menyikapi isu - isu politik, karena di anggap kurang berpengalaman "sok tahu,,,". dan akhirnya merasa tidak peduli dan menjadi bagian dari golput (golongan putih). namun bagaimana pun suara kaum muda sangat berpengaruh dalam pemilu yaitu sebesar 50%. walaupun ada saja anak muda yang menganggap bahwa politik itu identik dengan hal yang kotor, namun kaum pemuda menginginkan sosok pemimpin yang mereka inginkan, di antaranya sendiri seperti, tidak memiliki rekam jejak korupsi, pentingnya kaum pemuda pada masa kini dan masa yang akan datang, pendidikan terhadap kaum pemuda, pedulinya isu isu lingkungan dan juga meleknya akan teknologi yang bisa membuat manfaat untuk masa depan. kaum pemuda menganggap bahwa masing masing capres hanya fokus pada program program kerja dan gagasan dari masing masing capres."membrantas korupsi, menyejahterahkan masyarakat, bersih, menegakkan keadilan, bukankah itu sesuatu yang sudah basi, bahkan hal tersebut wajib untuk di lakukan oleh seorang presiden." kaum pemuda menginginkan sesuatu hal yang berdampak lebih besar dan itu dapat melibatkan kaum pemuda bahkan seluruh masyarakat seperti pendidikan, bebasnya berpendapat dan berekspresi, di depan umum, kesehatan, lapangan pekerjaan, bahkan menginginkan kehidupan yang sosialis. jika kaum pemuda di anggap kurang berpengalaman mengenai isu isu politik, kaum pemuda sebenarnya sudah melek akan politik bahkan mereka bisa di bilang paham akan politik itu seperti apa. bahkan saya sendiri merasa bahwa saya adalah kaum golput, setelah melihat dan menggali informasi mengenai capres dan cawapres saya merasa tidak ada yang berbeda dan saya juga tidak tahu bagaimana cara para capres dan cawapres mencari jalan untuk memancing para pemuda untuk bersuara, karena menurut saya itu juga merupakan salah satu hal yang penting yang perlu di lakukan oleh para capres dancawapres kali ini. bagaimana kemudian mereka tahu keinginan para kaum pemuda khususnya yang duduk di bangku perguruan, menginginkan pemimpin yang bukan sekedar pandai merangkai retorika, bukan yang hanya sekedar pandai sebagai penyamar bahkan bukan sekedar yang bisa joget joget di media sosial, kami butuh kerja nyata tanpa adanya konsep untuk memabukkan rakyat dengan asumsi asumsi yang besar namun menyiksa para rakyat, hanya satu jika mereka peduli dengan anak muda secara serius, pastinya hal hal seperti ini di masukkan ke dalam pembahasan mereka dan semoga para politisi tidak menganggap para kaum pemuda sebagai kelompok pemilih jangka pendek, melainkan sebagai komunitas yang harus di prioritaskan dalam merencanakan masa depan bangsa. "hukum timpang negara tidak berguna" _cipa_

In Makassar