Menggombal Rakyat

From BASAsulselWiki
Revision as of 18:57, 15 December 2023 by Keziatudang (talk | contribs)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
20231215T125906970Z305425.jpeg
0
Vote
Photo source
twitter: @263juta
Author(s)
Affiliation
Universitas Bosowa
Category
College/University
Reference
Competition
ForYourPolitics


Add your comment
BASAsulselWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

What will happen if politics is run by young people who only care about memes and emojis rather than laws?

Description


In English

In Indonesian

In Makassar

Ada seorang pemuda, sebut saja namanya Baso. Baso terkenal suka sekali gombali cewe-cewe, dan dia mau mencalonkan diri jadi caleg. Trik gombalannya itu dia pake ki juga buat ambil hatinya masyarakat.

Pas kampanye kalo ditanya ki sama masyarakat, “Kenapa harus pilih kita’?” Dia jawab ki begini, “Soalnya kalo yang lain sibuk ki tebar janji biar dipilih bela, tapi kalo saya ndk ada pilihanku selain menyejahterahkan rakyat.” Pernyataan Baso disambut gelak tawa masyarakat yang dengar. Trus sama masyarakat ditanya lagi, “Janjiki’ ndk akan kepikiran korupsi nanti kah?” Dia jawab “bemana ka’ mau kepikiran korupsi nah yang dipikiranku cuma kita’ ji.” Ternyata trik ini berhasil bikin ki jadi wakil rakyat.

Nah, pas sudahmi terpilih, ada warga, cewe dan masih muda, protes, “Kenapa saya ndk dapatka beasiswa tidak mampu kodong? Padahal orang tuaku bukanji orang mampu. Malah yang dapat anaknya pak Lurah.” Tapi dijawab sama Baso, “Soalnya saya yang tidak mampu.” Si cewe bingung, “Maksudnya tidak mampu?” Baso pun menjawab lagi “Iya, saya tidak mampu kalau tidak bersama kita’.”

“Plak,” Si Baso tiba-tiba ditampar. Ternyata yang tamparki pacarnya yang baru datang dan kebetulan pacarnya dengar ucapan terakhirnya ini Baso. Sambil keluar banting pintu, pacarnya bilang begini “Semua cowo samaji ternyata!” Baso pun langsung lari ki keluar kejar ceweknya trus ditarik tangannya, “Sayang janganki’ marah. Percayalah, cintaku sama kita’ lebih besar dari hutangnya Indonesia.”

Begitulah kisah Baso memenangkan hati warga dan doi-nya dengan gombalan manisnya.Tapi apakah masalahnya bisaji naselesaikan? Oh tentu saja tidak.