What is your favorite iftar menu? Post your comments here or propose a question.

Harmony in religions

20230210T023553980Z462427.jpeg
0
Vote
Title (Indonesian)
Keharmonisan dalam umat beragama
Title (Makassar)
Rokkong ri lalang agamayya
Photo Reference
Fotografer
Photograph credit
Category
SMA (high school)
Author(s) / Contributor(s)
  • Reza Amelia Tangke
  • Nur Afifah Ramadhani
Institution / School / Organization
SMAN 1 GOWA (X MIPA 3)
Related Places
    Wikithon competition
    Harmony


    Ichsan ibnu

    13 months ago
    Score 0++
    Saya Sepakat, Bahwa Kerukunan Agama mesti dan bisa selalu di jaga dan jangan Selalu membeda²-kan antar agama suku dan Ras
    Add your comment
    BASAsulselWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

    What is your idea in embracing tolerance for religious diversity in your community?

    Videos

    Description


    In English

    Indonesia is a plural country, consisting of various ethnicities, religions and races. This makes it prone to conflict. Although conflicts are generally not solely caused by religious factors and are more due to other factors such as politics and the economy, often these conflicts also enter the realm of religion. So that efforts are needed to harmonize the life of religious people.

    Harmonization of religious communities is a major human need that cannot be avoided in the midst of a human civilization that is full of differences. The differences that exist are not an obstacle to live in harmony, peace and tranquility, and prosper in the canopy of brotherhood and unity.

    Social harmony among religious people is a process of interaction between religious people that is based on tolerance, mutual understanding, mutual respect, mutual respect in equality in the practice of religious teachings and cooperation in community life.

    Harmonization of religious life can be done by increasing understanding of religion. Since elementary school we have received religious lessons. However, they are still exclusive by believing that the religion they adhere to is the truest religion. This must be balanced between these beliefs with an attitude of respect and respect for other religions.

    As in everyday life, at school there are various beliefs, such as Islam, Catholicism, Christianity, Buddhism, and Hinduism. Even though there are various religions, all citizens in the school environment can respect and interact with each other without any sense of difference between religions.

    In addition, there are several ways to maintain and realize the harmonization of life between religious communities, including: eliminating feelings of suspicion or hostility towards adherents of other religions, not marginalizing or blaming someone if they make a mistake, giving other people a sense of appreciation in carrying out their worship, in addition to not disturbing other people worshipers, and avoid discrimination against other religions, and show mutual respect and tolerance for one another.

    Harmony between religious adherents does not appear suddenly harmony is the result of a shared awareness that group divisions and egoism will bring destruction.

    This harmony phenomenon is not only an example but also a society that can uphold the values ​​of unity, especially religious tolerance.

    In Indonesian

    Indonesia merupakan negara yang plural, terdiri dari berbagai suku, agama dan ras. Hal tersebut menyebabkan rawan terjadi konflik. Meskipun konflik umumnya bukan semata-mata disebabkan faktor agama saja dan lebih dikarenakan faktor lain seperti politik dan ekonomi namun seringkali konflik ini pun masuk ke ranah agama. Sehingga diperlukan upaya untuk harmonisasi kehidupan umat beragama.

    Harmonisasi umat beragama merupakan kebutuhan utama umat manusia yang tidak dapat terhindarkan di tengah peradaban manusia yang penuh atas perbedaan. Perbedaan yang ada bukan merupakan penghalang untuk hidup rukun, damai, dan tenteram, serta sejahtera dalam kanofi persaudaraan dan persatuan.

    Keharmonisan sosial umat beragama adalah proses interaksi umat beragama yang dilandasi dengan toleransi, saling pengertian, saling menghormati, saling menghargai dalam kesetaraan pengamalan ajaran agama dan kerjasama dalam kehidupan masyarakat.

    Harmonisasi kehidupan umat beragama dapat dilakukan dengan meningkatkan pemahaman mengenai agama. Sejak Sekolah Dasar kita telah mendapatkan pelajaran agama. Namun masih bersifat ekslusif dengan meyakini bahwa agama yang dianut adalah agama yang paling benar. Hal ini harus seimbang antara keyakinan tersebut dengan sikap menghormati dan menghargai agama lain.

    Seperti pada kehidupan sehari hari, di sekolah ada beragam kepercayaan, seperti agama islam, katholik, kristen, budha, dan hindu. Meskipun ada beragam agama, namun semua warga di lingkungan sekolah dapat saling menghoramati dan berinteraksi tanpa adanya rasa perbedaan antar agama.

    Selain itu ada beberapa cara menjaga sekaligus mewujudkan harmonisasi hidup antar umat beragama antara lain: Menghilangkan perasaan curiga atau permusuhan terhadap pemeluk agama lain, Tidak memarginalkan atau menyalahkan seseorang apabila melakukan kesalahan, Memberikan rasa penghargaan umat lain dalam melaksanakan ibadahnya, di samping tidak mengganggu umat lain yang sedang beribadah, serta menghindari diskriminasi terhadap agama lain, dan menunjukkan rasa saling menghormati satu sama lain.

    Kerukunan antarumat beragama tidak muncul secara tiba-tiba kerukunan itu merupakan hasil dari kesadaran bersama bahwa perpecahan dan egoisme golongan akan membawa kehancuran.

    Fenomena keharmonisan ini, tidak hanya menjadi contoh tetapi juga menjadi masyarakat yang bisa menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan khususnya sikap toleransi dalam beragama.

    In Makassar

    Indonesia iyami antu negara plural, jaiya akrupa-rupa suku, agama, na ras na. Iyami annne sabak na akkulle akjari passisalayyang. Manna mamo anne passisalayyang teai semata-mata angkana faktor agama bawang na labbiangngang sabak na faktor maraenga singkamma politik, na ekonomi mingka anne konflikka antamaki ri ranah agama. Na parallu ni gaukang untuk harmonisasi katallasang agamayya.

    Harmonisasi agamayya iyami antu kaparalluang tunggala umma' rupa tau tena ya na akkulle ni leccengi ri tangnga kamajuang rupa tau anjo rassai passimaraengang. Passimaraengang niaka, teai paaloang katallasang rokkong,dame,na jannang, serta salewangang lalang tabere' passisari'battangang na paksekreang.

    Rokkong ri lalang agamayya iyami antu ri lalang katallasangta paralluki nikanayya rokkong iareka sikatutui paranta rupa tau, sipammahangang, sipakalabbiri, sipakatau ri lalang pangngamallang ajarang agamayya na situlung ri lalang katallasang tuma'buttayya.

    Harmonisasi katallasang agamayya akkullei nigaukang siagang appatinggi akkalatta natujua ri agamayya. Wattunta inji ri sikola dasaraka na ni anggappamo pappilajarang agama. Mingka tenapa ekslusif na attojeng-tojeng angkana agamata iyami antu agama maknassana agamayya. Innenami na ni sitinaja antara pangngarengna, appaklompo, na angnganggaki agamana tau maraenga.

    Singkamma ri lalang katallasangta ri allo-alloa, ri sikola niak akrupa-rupa katappakang, sinrapang agama isilang, katholik, Kristen, budha, na hindu. Manna mamo niak akrupa-rupa agamayya , mingka ngaseng warga ri parallakkengna sekolahya akkulle sipakalabbirik na akrimpung tanpa niak rasa passimaraengang ri agamayya.

    Maraenganna anjo niak pirang cara anjagai sekaligus appakwujud harmonisasi ri katallasang ummak agama maraenga: appaktena pakkasiak curiga iareka passimusuang ri agama maraenga, tena ni salangi taua punna akgauk salai, appassareang rasa angnganggak ummak maraenga ri lalang anggaukangi passambayanganna, tena na ganggu ummak maraenga punna assambayangi, na appaklili diskriminasi mange ri agama maraenga, na pakpakabutti si pakalabbirik.

    Rokkong ri agamayya tena na niak battu tiba-tiba,niak rokkonga antu na sabak karesoang battu ri kesadaran ta ngaseng angkana pakbeserang na egois mi antu akjari kapanrakang.

    anne kajariang rokkong tena bawang na akjari conto mingka akjari tuma'buttayya akkullea anjungjung tinggi pakrimpungang rokkong ri lalang agamayya.

    In Buginese

    In Torajanese

    In other languages

    [[Question all::MediaWiki:ActiveWikithonQuestion/ban| ]]