Building a Better and More Responsible Makassar and Candidates for Regional Leadership
This is a Response to the Pemuda Bersuara Berdaya wikithon
Kota Makassar, itu toh salah satu kota terbesar di Indonesia, dan sekarang banyak sekali masalah yang dihadapi mendekat ini mau pemilihan. Banyak sekali pengguran di Makassar yang butuh perhatian dari pemerintah. Setelah di survei toh ternyata banyak sekali masyarakat Makssar yang pengangguran karena sekarang toh lebih banyak mi orang dapat pekerjaan lewat orang dalam. Ini mi salah satu contoh kasus yang buat banyak orang yang menganggur, terus sebagian ji yang dapat pekerjaan karena jalur ordal.
Kalau misalnya tinggi tingkat pengangguran itu toh ndak cuma mempengaruhi ekonomi, tapi pasti juga tinggi tingkat kemiskinan. Bisa dilihat langsung, pasti setiap sudut ada saja pengemis. Ini mi salah satu cerminan kalau gagal itu pemerintah untuk mencarikan masyarakat Makassar lapangan pekerjaan. Kalau misalnya itu orang – orang terlalu kelamaan mi menganggur toh pasti ada saja hal yang bisa buat hidupnya bisa salah jalan. Ndak cuma itu, sekarang juga banyak sekali mi pungutan liar di Makassar. Bisa ji kita liat dari tukang parkir yang ndak na kasih ki karcis kalau habis parkir. Kasus seperti ini toh ndak cuma merugikan masyarakat, tapi na buat ki juga ndak percaya sama penegak hukum dengan pemerintah. Untuk calon kepala daerah perlu ki untuk tegas dalam tindaki ini, termasuk di perketat ki keamanannya dan perlu juga ada sosialisasi untuk masyarakat. Keamanannya juga masyarakat toh salah satu hal penting. Sekarang banyak sekali mi begal di Makassar yang buat orang - orang merasa ndak aman. Baru ini begal ndak cuma mengancam keselamatan fisik, tapi buat trauma juga orang. Makanya calon kepala daerah toh harus punya rencana strategis untuk tingkatkan ini keamanan, termasuk memperkuat kerjasamanya sama polisi dan berdayakan komunitas untuk partisipasi menjaga keamanan lingkungannya mereka. Penting sekali makanya sekarang itu pendidikan sama pelatihan keterampilan. Calon kepala daerah perlu juga rumuskan program-program yang fokus untuk peningkatan keterampilannya masyarakat, supaya mereka bisa ki siap untuk hadapi tantangan dunia kerja yang banyak saingan ini. Kalau ada mi akses pelatihan sama pendidikan, berharap ki juga sama masyarakat supaya ndak cuma bergantung sama peluang kerja yang ada, tapi bisa juga menciptakan peluang kerja sendiri. Dalam hadapi tantangan ini toh, calon kepala daerah itu harus ki bersikap transparan sama bertanggung jawab. Masyarakat juga harus ikut untuk ambil keputusan supaya adil ki juga. Kalau bagus ki diskusinya antara pemerintah dengan masyarakat , calon kepala daerah pasti bisa mi na tau kebijakan yang sesuai sama kebutuhannya masyarakat.
Pemilihan kepala daerah kali ini toh momen yang paling penting untuk kota Makassar. Dengan mengatasi masalah pengangguran, pungli, dan keamanan, calon kepala daerah ndak cuma menciptakan lingkungan yang lebih baik, tapi juga membangun fondasi yang kuat untuk kemajuan kota di masa depan. Masyarakat Makassar berhak untuk dapatkan pemimpin yang peduli sama yang berkomitmen untuk wujudkan perubahan positif.Kota Makassar, sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia, kini menghadapi berbagai tantangan serius menjelang pemilihan kepala daerah. Tingkat pengangguran yang tinggi menjadi salah satu isu utama yang perlu mendapatkan perhatian serius. Berdasarkan survei yang dilakukan, banyak masyarakat yang kesulitan mencari pekerjaan karena adanya praktik nepotisme atau "orang dalam" (ordal). Fenomena ini menciptakan kesenjangan dalam kesempatan kerja, di mana hanya segelintir orang yang mampu mendapatkan pekerjaan, sementara banyak yang terpaksa menganggur. (herald.id)
Tingginya tingkat pengangguran tidak hanya memengaruhi ekonomi, tetapi juga berkontribusi terhadap meningkatnya angka kemiskinan. Dampak langsung yang terlihat adalah munculnya pengemis di berbagai sudut kota. Hal ini menjadi cerminan kegagalan sistem dalam menyediakan lapangan kerja yang layak bagi masyarakat. Pengangguran yang berkepanjangan memaksa banyak orang untuk mengambil langkah drastis demi bertahan hidup, yang seringkali berujung pada perilaku yang tidak diinginkan.
Selain itu, fenomena pungutan liar juga menjadi perhatian serius. Kasus tukang parkir yang tidak memberikan karcis setelah memungut biaya parkir adalah contoh konkret dari masalah ini. Praktik semacam ini tidak hanya merugikan masyarakat, tetapi juga menciptakan ketidakpercayaan terhadap aparat penegak hukum dan institusi pemerintah. Calon kepala daerah perlu mengambil langkah-langkah konkret untuk menanggulangi pungli, termasuk dengan menerapkan sistem pengawasan yang lebih ketat dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang hak-hak mereka.
Selanjutnya, keamanan masyarakat juga menjadi isu krusial. Kasus begal yang marak terjadi di Kota Makassar menunjukkan bahwa rasa aman masyarakat masih belum terjamin. Begal bukan hanya mengancam keselamatan fisik, tetapi juga menciptakan ketakutan yang mendalam di kalangan warga. Calon kepala daerah harus memiliki rencana strategis untuk meningkatkan keamanan, termasuk memperkuat kerja sama dengan aparat kepolisian dan memberdayakan komunitas untuk berpartisipasi dalam menjaga keamanan lingkungan mereka.
Pentingnya pendidikan dan pelatihan keterampilan juga tidak bisa diabaikan. Calon kepala daerah perlu merumuskan program-program yang fokus pada peningkatan keterampilan masyarakat, agar mereka siap menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin kompetitif. Dengan memberikan akses pelatihan dan pendidikan, diharapkan masyarakat tidak hanya bergantung pada peluang kerja yang ada, tetapi mampu menciptakan peluang kerja sendiri.
Dalam menghadapi semua tantangan ini, calon kepala daerah harus bersikap transparan dan akuntabel. Keterlibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan perlu didorong agar mereka merasa memiliki peran dalam pembangunan kota. Melalui dialog yang terbuka dan inklusif, calon kepala daerah dapat merumuskan kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Pemilihan kepala daerah kali ini adalah momentum penting bagi Kota Makassar. Dengan mengatasi masalah pengangguran, pungli, dan keamanan, calon kepala daerah tidak hanya akan menciptakan lingkungan yang lebih baik, tetapi juga membangun fondasi yang kuat untuk kemajuan kota di masa depan. Masyarakat Makassar berhak mendapatkan pemimpin yang peduli dan berkomitmen untuk mewujudkan perubahan positif.The high unemployment rate not only affects the economy but also contributes to the increasing poverty rate. A direct visible impact is the emergence of beggars on various street corners. This reflects the system's failure to provide decent job opportunities for the community. Prolonged unemployment forces many people to take drastic measures to survive, often resulting in undesirable behaviors.
In addition, the phenomenon of extortion is also a serious concern. Cases of parking attendants collecting fees without issuing tickets are concrete examples of this issue. Such practices not only harm the community but also create distrust towards law enforcement and government institutions. Candidates for local leadership need to take concrete steps to combat extortion, including implementing stricter oversight systems and educating the public about their rights.
Furthermore, community safety remains a crucial issue. The rising number of mugging incidents in Makassar shows that citizens' sense of security is still not guaranteed. Muggings not only threaten physical safety but also instill deep fear among residents. Candidates for local leadership must have strategic plans to enhance security, including strengthening cooperation with the police and empowering communities to participate in maintaining the safety of their neighborhoods.
The importance of education and skills training cannot be overlooked. Candidates for local leadership need to formulate programs focused on enhancing community skills, preparing them to face the increasingly competitive job market. By providing access to training and education, it is hoped that the community will not only rely on existing job opportunities but will also be able to create their own.
In addressing all these challenges, candidates for local leadership must be transparent and accountable. Community involvement in the decision-making process should be encouraged to ensure that citizens feel they have a role in the city's development. Through open and inclusive dialogue, local leaders can formulate policies that align with the community's needs.
This local election is a crucial moment for Makassar. By tackling the issues of unemployment, extortion, and security, candidates for local leadership can not only create a better environment but also build a strong foundation for the city's future progress. The people of Makassar deserve leaders who care and are committed to realizing positive change.- Affiliation
- Universitas Bosowa
- Age
- 16-21
Enable comment auto-refresher