Local Leaders and a New Hope for a Safer Makassar

From BASAsulselWiki

This is a Response to the [[|]] wikithon

20241014T143730829Z029680.jpg

Permasalangan sosial di kota-kota besar, kaya Makassar, makin jadi perhatian warga. Kejadian anarkis, seperti begal, pungutan liar (pungli), sama pengemis yang ganggu orang-orang, bikin banyak warga merasa ndak nyaman mau pergi-pergi atau kerja sehari-hari. ini menarik perhatian ku' karna lewat di fyp tiktok ku orang palu yang alami culture shock dengan Makassar, jadi sadar ka' ohh ternyata begini pandangan nya masyarakat luar Makassar tentang Makassar. Kondisi ini bukan cuma bikin orang rasa tidak aman, tapi juga ganggu ketertiban dan kenyamanan di kota.

Salah satu masalah yang sering kita temui di Makassar itu banyaknya pengemis yang bikin rusuh, apalagi di tempat wisata macam Pantai Losari. Pengemis ini sering paksa-paksa orang untuk kasi uang, sampai bikin suasana yang harusnya nyaman jadi tidak enak. Ini mengganggu skali ki pengunjung, baik turis ataupun orang-orang lokal yang mau santai di sana. Untuk atasi ini, calon pemimpin daerah harus ambil tindakan yang tegas. Salah satu cara yang bisa na lakukan itu bikin aturan ketat untuk pengemis di tempat-tempat wisata. Pengawasan harus diperbanyak, sama calon pemimpin juga harus siapkan tempat rehabilitasi untuk pengemis, supaya mereka bisa dibantu dan diajar untuk bisa kerja sendiri. Selain pengemis, pungli juga jadi masalah besar yang bikin orang-orang resah. Pungli ini ada banyak model, macam parkir liar atau pungutan tiket masuk acara yang padahal gratis, tapi dipungut biaya oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Pungli ini rugikan orang banyak dan bikin pemerintah daerah kelihatan buruk. Untuk bereskan masalah ini, calon pemimpin daerah harus berani tindaki pungli, bikin tim khusus untuk awasi ini di lapangan. Warga juga harus diajari soal hak-hak nya mereka, supaya mereka tidak gampang jadi korban pungli. Begitu juga dengan masalah kejahatan jalanan macam begal, yang paling bikin orang di Makassar takut. Kejahatan ini bukan cuma bikin orang rugi harta benda, tapi juga bikin trauma. Untuk bereskan ini, calon pemimpin daerah harus tingkatkan keamanan kota dengan memperbanyak patroli polisi, terutama di tempat-tempat yang sering ada kejahatan. Tapi, bukan cuma tindaki saja yang penting, pemerintah juga harus pikirkan solusi jangka panjang, dengan kasi pendidikan sama pelatihan untuk kelompok masyarakat yang sering terlibat dalam kejahatan. Biasanya, pelaku kejahatan ini dari kalangan yang kurang dapat pendidikan atau pekerjaan yang layak, jadi kalau kesejahteraan masyarakat dinaikkan, kejahatan bisa dikurangi. Faktor ekonomi sering jadi alasan kenapa orang memilih jalan anarkis, baik itu jadi pengemis, pungli, atau terlibat kejahatan. Makanya, calon pemimpin daerah harus fokus ke pemberdayaan ekonomi masyarakat. Program pelatihan keterampilan sama penciptaan lapangan kerja harus diperluas, supaya masyarakat punya pilihan lain yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan hidup na.

Dengan kebijakan yang tepat, pemerintah daerah bisa ciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman bagi warganya. Penegakan hukum yang tegas, ditambah dengan upaya pemberdayaan ekonomi yang terus menerus, bisa bantu kurangi tindakan anarkis dan tingkatkan kesejahteraan masyarakat.

Permasalahan sosial yang terjadi di kota-kota besar, seperti Makassar, semakin menjadi perhatian masyarakat. Kejadian anarkis seperti begal, pungutan liar (pungli), dan pengemis yang mengganggu membuat banyak warga merasa tidak nyaman dalam melakukan aktivitas sehari-hari. hal ini menarik perhatian saya ketika satu video lewat di fyp tiktok saya mengenai pandangan masyarakat luar tentang Makassar. Kondisi ini tidak hanya menciptakan ketidakamanan, tetapi juga mengganggu keteraturan dan kenyamanan lingkungan.

Salah satu permasalahan yang kerap dijumpai di Makassar adalah meningkatnya jumlah pengemis yang bersikap anarkis, terutama di kawasan wisata seperti Pantai Losari. Pengemis yang beroperasi di tempat-tempat umum sering kali memaksa pengunjung untuk memberikan uang, sehingga merusak suasana yang seharusnya nyaman. Fenomena ini mengganggu baik wisatawan maupun warga lokal yang ingin menikmati waktu santai mereka. Untuk menangani hal ini, calon pemimpin daerah harus mengambil langkah serius. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan adalah memberlakukan peraturan yang ketat terkait pengemis di lokasi wisata. Pengawasan harus diperkuat, serta menyediakan tempat rehabilitasi bagi para pengemis agar mereka bisa mendapatkan bantuan sosial dan pelatihan untuk menjadi mandiri. Selain pengemis, praktik pungli juga menjadi masalah besar yang meresahkan masyarakat. Pungli sering terjadi dalam berbagai bentuk, seperti parkir liar atau tiket masuk acara yang seharusnya gratis namun dipungut biaya oleh oknum tak bertanggung jawab. Pungli ini merugikan masyarakat dan memperburuk citra pemerintah daerah. Untuk mengatasi hal ini, calon pemimpin daerah harus tegas memberantas pungli dengan membentuk tim pengawasan khusus yang bertugas memantau aktivitas pungli di lapangan. Masyarakat juga perlu diedukasi mengenai hak-hak mereka, sehingga mereka tidak mudah menjadi korban pungli. Di samping itu, permasalahan kejahatan jalanan seperti begal menjadi salah satu isu yang paling meresahkan di Makassar. Kejahatan ini tidak hanya merugikan secara materi, tetapi juga menimbulkan trauma bagi para korban. Untuk menanggulangi hal ini, calon pemimpin daerah harus meningkatkan keamanan kota dengan memperbanyak patroli polisi, terutama di area-area yang rawan tindak kejahatan. Namun, pendekatan yang dilakukan tidak hanya sebatas penindakan. Pemerintah daerah juga perlu memikirkan solusi jangka panjang dengan memberikan pendidikan dan pelatihan bagi kelompok-kelompok masyarakat yang rentan terlibat dalam tindak kriminal. Pelaku kejahatan sering kali berasal dari kalangan yang kurang memiliki akses terhadap pendidikan atau pekerjaan yang layak, sehingga peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat menjadi solusi untuk mencegah terjadinya kejahatan di masa depan. Faktor ekonomi sering kali menjadi alasan utama mengapa seseorang memilih jalan anarkis, baik itu menjadi pengemis, melakukan pungli, atau terlibat dalam kejahatan. Oleh karena itu, calon pemimpin daerah harus fokus pada upaya pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat. Program-program pelatihan keterampilan dan penciptaan lapangan kerja harus diperluas, sehingga masyarakat memiliki alternatif yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Dengan kebijakan yang tepat, pemerintah daerah dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman bagi warganya. Penegakan hukum yang tegas, disertai dengan upaya pemberdayaan ekonomi yang berkelanjutan, akan membantu mengurangi tindakan anarkis dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Social issues in large cities, such as Makassar, have increasingly drawn public attention. Anarchic incidents like muggings, illegal fees (pungli), and aggressive beggars have made many residents feel uncomfortable carrying out their daily activities. These conditions not only create insecurity but also disrupt the order and comfort of the environment.

One of the frequent issues in Makassar is the growing number of aggressive beggars, especially in tourist areas like Losari Beach. Beggars operating in public places often force visitors to give money, spoiling the atmosphere that should be pleasant. This phenomenon disturbs both tourists and local residents who want to enjoy their leisure time. To address this, local leaders need to take serious measures. One solution is to impose strict regulations regarding beggars in tourist spots. Surveillance must be enhanced, and facilities should be provided to rehabilitate beggars so they can receive social assistance and training to become self-reliant. In addition to beggars, the practice of pungli is also a major issue that troubles the public. Pungli often occurs in various forms, such as illegal parking fees or entry tickets to free events being charged by irresponsible individuals. This practice harms the community and tarnishes the image of local government. To resolve this, future leaders must decisively combat pungli by forming special task forces to monitor such activities on the ground. The public also needs to be educated about their rights so that they are less likely to become victims of pungli. Moreover, street crimes like muggings are among the most unsettling issues in Makassar. These crimes not only cause material loss but also trauma for the victims. To address this, local leaders should increase city security by enhancing police patrols, especially in crime-prone areas. However, the approach should not be limited to law enforcement. The government must also think of long-term solutions by providing education and training to communities that are vulnerable to engaging in criminal activities. Criminals often come from backgrounds with limited access to education or decent jobs, so improving the welfare of the community can be a solution to prevent future crimes. Economic factors are often the main reason why people choose anarchic paths, whether by becoming beggars, engaging in pungli, or getting involved in crime. Therefore, local leaders should focus on empowering the economy of the community. Skill training programs and job creation should be expanded so that people have better alternatives for meeting their needs.

With the right policies, local governments can create a safer and more comfortable environment for their residents. Strict law enforcement, combined with sustainable economic empowerment efforts, will help reduce anarchic actions and improve the well-being of the community.

Affiliation
universitas Bosowa, Hubungan internasional
Age
16-21

What do you think about this response?

0
Vote

Comments below!


Add your comment
BASAsulselWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.