Integrated and Sustainable Tourism in South Sulawesi

From BASAsulselWiki
Revision as of 11:55, 14 October 2024 by Xrift591 (talk | contribs) (Created page with "{{WikithonResponse |Title bug=- |Title mak=- |Title id=Pariwisata Terpadu dan Berkelanjutan di Sulawesi Selatan |Title en=Integrated and Sustainable Tourism in South Sulawesi...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)

This is a Response to the Pemuda Bersuara Berdaya wikithon

20241014T122137773Z135674.jpg

Pariwisata di Sulawesi Selatan memiliki potensi besar dengan berbagai destinasi alam dan budaya yang menawan. Selama beberapa tahun terakhir, pembangunan dan pengelolaan pariwisata di Sulawesi Selatan mengalami kemajuan Berdasarkan Indeks Pembangunan Pariwisata Nasional (IPKN) tahun 2022, Sulsel berada pada peringkat ke-5. Namun, ada sejumlah isu yang perlu diselesaikan untuk menjadikan pariwisata lebih terpadu dan berkelanjutan. Isu-isu utama meliputi pengembangan infrastruktur, kurangnya promosi, kelestarian lingkungan, peningkatan sumber daya manusia (SDM), serta dampak sosial terhadap masyarakat setempat. adapun beberapa faktornya seperti

1. Pengembangan Infrastruktur Pariwisata Infrastruktur yang memadai, seperti akses jalan, fasilitas umum, dan transportasi, sangat penting untuk menunjang pariwisata. Destinasi wisata di Sulawesi Selatan, seperti Tanjung Bira, Toraja, dan Selayar, seringkali sulit dijangkau karena keterbatasan infrastruktur, banyak para turis mengeluhkan jaringan internet dan seluler yang lambat, bahkan tidak tersedia di beberapa lokasi​. Pembangunan jalan, jembatan, dan fasilitas dasar harus menjadi prioritas agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan. 2. Kurangnya Promosi pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Selatan mengakui bahwa media promosi yang digunakan masih terbatas. Akibatnya, banyak destinasi wisata yang kurang dikenal baik oleh masyarakat lokal maupun internasional. Penggunaan media sosial dan platform digital belum optimal, ditambah dengan akun-akun media sosial dinas yang kurang aktif, sehingga informasi mengenai destinasi wisata tidak tersebar dengan baik. 3.Kelestarian Lingkungan Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh pariwisata di Sulawesi Selatan adalah kelestarian lingkungan. Sulsel memiliki banyak opsi untuk pariwisata alam, mulai dari pantai hingga hutan bakau. Namun, pembangunan yang tak terencana telah menyebabkan penurunan kualitas lingkungan, termasuk pencemaran dan kehilangan flora dan fauna. Selain itu, tidak cukup perilaku sadar maupun edukasi di antara penduduk dan industrinya yang menyebabkan banyak sampah, penanaman liar, pemecahan batu karang. 4.Kualitas SDM di sektor pariwisata Di beberapa daerah, seperti Kabupaten Tanatoraja, pegawai di Dinas Pariwisata tidak memiliki latar belakang pendidikan formal di bidang pariwisata. Ini menunjukkan bahwa banyak SDM yang terlibat dalam sektor ini tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk mengelola pariwisata secara profesional Saran Untuk pemerintah agar sektor pemerintahmenjadi lebih baik lagi, sejauh ini yang saya baca baca artikel, banyak peningkatan terhadap beberapa sektor pariwisata, dan saya haraplebih ditingkatkan dan melakukan inovasi pada pariwisatanya -Prioritaskan Pembangunan Infrastruktur: Fokus pada pembangunan jalan, jembatan, dan fasilitas umum lainnya yang mendukung aksesibilitas

ke destinasi wisata. Hal ini termasuk memperbaiki jaringan internet dan seluler di daerah wisata.

-Kerjasama dengan Swasta: Libatkan sektor swasta dalam pembangunan infrastruktur dengan memberikan insentif bagi investor yang

berkomitmen untuk meningkatkan infrastruktur pariwisata.

-Optimalisasi Media Sosial dan Digital: Tingkatkan penggunaan media sosial dan platform digital untuk mempromosikan destinasi wisata. Buat

konten menarik yang dapat menjangkau audiens lebih luas.

- Kampanye Promosi Terpadu: Lakukan kampanye promosi terpadu yang melibatkan berbagai stakeholder, termasuk pelaku usaha lokal. -Regulasi Lingkungan yang Ketat: Buat dan terapkan regulasi yang ketat terkait pengelolaan lingkungan di area pariwisata. Ini termasuk

pengawasan terhadap pembangunan yang berpotensi merusak ekosistem.

-Edukasi tentang Lingkungan: Selenggarakan program edukasi bagi masyarakat dan pelaku industri mengenai pentingnya menjaga kelestarian

lingkungan.

-Pelatihan dan Pendidikan Berkelanjutan: Selenggarakan program pelatihan berkelanjutan bagi SDM di sektor pariwisata, termasuk pemandu

wisata, pengelola hotel, dan pelaku usaha lokal.

-Kerjasama dengan Institusi Pendidikan: Kolaborasikan dengan institusi pendidikan untuk menyediakan kurikulum yang relevan dengan

kebutuhan industri pariwisata.

saya harap pemerintah akan terus konsisten menjalankan pariwisatanya. dan bagi yang membaca pendapat saya,mohon maaf jika ada miss informasi atau pendapat yang terlalu banyak.

sekian terima kasih.

Tourism in South Sulawesi has great potential with various appealing natural and cultural destinations. In recent years, the development and management of tourism in South Sulawesi have made progress. According to the 2022 National Tourism Development Index (IPKN), South Sulawesi ranks 5th. However, several issues must be addressed to make tourism more integrated and sustainable. Key issues include infrastructure development, lack of promotion, environmental preservation, improving human resources (HR), and the social impact on local communities. The following are some of the factors:

1. Tourism Infrastructure Development Adequate infrastructure, such as access roads, public facilities, and transportation, is crucial to support tourism. Tourist destinations in South Sulawesi, such as Tanjung Bira, Toraja, and Selayar, are often difficult to reach due to limited infrastructure. Many tourists have complained about slow or even non-existent internet and cellular networks in some locations. The development of roads, bridges, and basic facilities should be a priority to prevent undesirable incidents such as accidents.

2. Lack of Tourism Promotion The South Sulawesi Culture and Tourism Office acknowledges that the media used for promotion is still limited. As a result, many tourist destinations are not well-known to both local and international communities. The use of social media and digital platforms is not optimal, compounded by inactive social media accounts of the relevant agencies, which prevents the dissemination of information about tourist destinations.

3. Environmental Preservation One of the main challenges faced by tourism in South Sulawesi is environmental preservation. South Sulawesi offers many options for nature tourism, from beaches to mangrove forests. However, unplanned development has led to environmental degradation, including pollution and the loss of flora and fauna. Additionally, there is insufficient awareness or education among the population and industry, leading to practices such as littering, illegal logging, and coral reef destruction.

4. Quality of Human Resources in the Tourism Sector In several areas, such as Tanatoraja Regency, staff at the Tourism Office do not have formal educational backgrounds in tourism. This indicates that many human resources involved in the sector lack the knowledge and skills needed to manage tourism professionally.

Suggestions for the Government: While there have been improvements in various tourism sectors based on my readings, I hope further enhancements and innovations are made in tourism. Here are some suggestions for improvement:

Prioritize Infrastructure Development: Focus on building roads, bridges, and other public facilities that support accessibility to tourist destinations. This includes improving internet and cellular networks in tourist areas. Collaboration with the Private Sector: Engage the private sector in infrastructure development by providing incentives to investors committed to improving tourism infrastructure. Optimize Social Media and Digital Platforms: Increase the use of social media and digital platforms to promote tourist destinations. Create engaging content to reach a broader audience. Integrated Promotion Campaigns: Conduct integrated promotion campaigns involving various stakeholders, including local business owners. Strict Environmental Regulations: Implement and enforce strict regulations related to environmental management in tourism areas, including monitoring developments that could harm ecosystems. Environmental Education: Organize educational programs for local communities and the tourism industry on the importance of environmental preservation. Ongoing Training and Education: Implement ongoing training programs for human resources in the tourism sector, including tour guides, hotel managers, and local entrepreneurs. Collaboration with Educational Institutions: Collaborate with educational institutions to provide curricula relevant to the needs of the tourism industry. I hope the government remains consistent in maintaining tourism, and for those who read my opinion, I apologize if there is any misinformation or excessive commentary. Thank you.

This version reflects the original content accurately while maintaining clarity in English.

Affiliation
SMA NEGERI 11 MAKASSAR
Age
16-21

What do you think about this response?

0
Vote

Comments below!


Add your comment
BASAsulselWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.