Expensive Education and Decommercialization: Quality decreases and is shackled

From BASAsulselWiki
Revision as of 02:08, 18 October 2024 by Dianmaharani 24 (talk | contribs) (Created page with "{{WikithonResponse |Title mak=Pendidikan Mahal dan Dekomersialisasi: Mutu Menurun dan Membelenggu |Title id=Pendidikan Mahal dan Dekomersialisasi: Mutu Menurun dan Membelenggu...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)

This is a Response to the Pemuda Bersuara Berdaya wikithon

20241018T014847759Z565898.jpg

Pendidikan Mahal dan Dekomersialisasi: Mutu Menurun dan Membelenggu

Pendidikan memegang peranan sentral dalam kehidupan individu dan masyarakat. Pentingnya pendidikan terletak pada kemampuannya untuk membekali setiap orang dengan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk menghadapi tantangan hidup, baik di tingkat pribadi maupun kolektif. Pendidikan yang baik membantu menciptakan generasi yang lebih kritis,inovatif, dan adaptif terhadap perubahan global. Secara sosial, pendidkan juga berperan sebagai alat utama untuk mengurangi ketimpangan. Dengan akses pendidikan yang merata, semua orang, tanpa memandang latar belakang sosial-ekonomi, memiliki peluang yang sama untuk sukses. Pendidkan tidak hanya meningkatkan kualitas hidup individu, tetapi juga memperkuat fondasi ekonomi suatu negara, kerena tenaga kerja yang terdidik lebih produktif, kreatif, dan mampu berkontribusi secara signifikan pada pertumbuhan ekonomi.

Ededeeh tapi di tulisan ji ituu, yang terjadi di lapangan beda sekali kodong, pendidikan yang seharusnya menjadi hak dasar setiap anak kini semakin jauh dari jangkauan, terutama bagi mereka yang berada dalam kondisi rentan. Fenomena komersialisasi pendidikan, yang melahirkan biaya pendidikan mahal, telah memperburuk kondisi ini, Jadi yang kaya-kaya a’ ji bisa sekolah di sekolah bagus, sedangkan anak-anak yang kurang mampu sekolah di tempat yang tidak memadai, dengan pemikiran ‘’yang peting sekolah’’. Nda tau ada ji kah ilmu didapat atau tidak, tapi kualitas sekolah juga harus ditingkatkan dan tidak di beda-bedakan. Kondisii komersialisasi pendidikan yang telah memperburuk kondisi seperti ini. Di kota Makassar, angka anak putus sekolah (APS) semakin mencerminkan ketidakadilan ini. Pada tahun 2023, Dinas Pendidikan Kota Makassar mencatat sebanyak 2.240 anak putus sekolah jenjang SD dan 1.055 di jenjang SMP. Angka-angka ini mejadi bukti nyata bahwa biaya tinggi dalam pendidikan berkontribusi dalam peningkatan angka APS

Selain itu, kelompok rentan seperti anak jalanan di Kota Makassar menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Bukan hanya biaya pendidikan yang mahal, tetapi juga faktor ketidakstabilan hidup, kurangnya dukungan keluarga, dan kemiskinan menjadi penghalang utama bagi mereka untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Sistem pendidikan yang semakin dikomersialisasi ini tampaknya tidak member solusi bagi kelompok-kelompok marginal. Alih-alih menghentaskan kemiskinan melalui pendidikan, mereka justru semakin terjebak dalam siklus kemiskinan dan keterbatasan akses terhadap pendidikan yang berkualitas. Dengan melibatkan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat dan sektor swasta untuk mendirikan pusat-pusat belajar di berbagai wilayah, terutama di lingkungan rentan. Pusat ini tidak hanya berfokus pada pendidikan formal, tetapi juga memberikan dukungan sosial dan psikologis kepada anak-anak kurang mampu atau anak jalanan, atau dengan menyediakan beasiswa penuh bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.dengan pemerintah bisa menjalin kemitraan dengan sekolah swasta dan lembaga nonprofit. NGO dan lembaga yang berpusat untuk kesejahteraan sosial.

Krisis ini harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan pemangku kepentingan. Biaya pendidikan yang tinggi serta komersialisasi sektor pendidikan hanya akan memperlebar kesenjangan sosial, dan semakin banyak anak yang kehilangan kesempatan untuk belajar. Pemerintah perlu hadir dengan kebijakan yang memihak pada kelompok rentan, menyediakan pendidikan gratis atau bersubsidi bagi mereka yang tidak mampu, dan memastikan pendidikan dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat tanpa diskriminasi.

Expensive Education and Decommercialization: Declining Quality and Shackling

Education plays a central role in the lives of individuals and societies. The importance of education lies in its ability to equip everyone with the knowledge, skills, and values ​​needed to face life's challenges, both at the personal and collective levels. Good education helps create a generation that is more critical, innovative, and adaptive to global change. Socially, education also plays a major role as a tool to reduce inequality. With equal access to education, everyone, regardless of socio-economic background, has an equal opportunity to succeed. Education not only improves the quality of life of individuals, but also strengthens the economic foundation of a country, because an educated workforce is more productive, creative, and able to contribute significantly to economic growth. Ededeeh but in that article, what happens in the field is very different, education which should be a basic right for every child is now increasingly out of reach, especially for those who are in vulnerable conditions. The phenomenon of commercialization of education, which has given rise to expensive education costs, has worsened this condition, so the rich can go to good schools, while underprivileged children go to inadequate places, with the mindset that "the important thing is school". I don't know if knowledge is obtained or not, but the quality of schools must also be improved and not discriminated against. The condition of commercialization of education has worsened this condition. In the city of Makassar, the number of children dropping out of school (APS) increasingly reflects this injustice. In 2023, the Makassar City Education Office recorded that 2,240 children dropped out of elementary school and 1,055 at junior high school. These figures are clear evidence that high costs in education contribute to increasing APS rates. In addition, vulnerable groups such as street children in Makassar City face increasingly complex challenges. Not only are education costs expensive, but also factors of life instability, lack of family support, and poverty are the main barriers for them to get a decent education. This increasingly commercialized education system does not seem to provide a solution for marginalized groups. Instead of eradicating poverty through education, they are actually increasingly trapped in a cycle of poverty and limited access to quality education. By involving collaboration between the government, community and private sector to establish learning centers in various areas, especially in vulnerable environments. This center does not only focus on formal education, but also provides social and psychological support to underprivileged children or street children, or by providing full scholarships for children from underprivileged families. with the government can establish partnerships with private schools and non-profit institutions. NGOs and institutions that focus on social welfare.

This crisis must be a serious concern for the government and stakeholders. High education costs and the commercialization of the education sector will only widen the social gap, and more children will lose the opportunity to learn. The government needs to come up with policies that favor vulnerable groups, provide free or subsidized education for those who cannot afford it, and ensure that education is accessible to all levels of society without discrimination.

Affiliation
Universitas Bosowa
Age
16-21

What do you think about this response?

0
Vote

Comments below!


Anonymous user #1

24 days ago
Score 0 You
Sangat baik dan terimkasih
Add your comment
BASAsulselWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.