The Difficulty Of Access To Clean Water For The Indonesian Society
This is a Response to the Pemuda Bersuara Berdaya wikithon
Air jekne’ iye banngungngi pabunua sibawa makkuasa taenga’ manusia. Namun, siagang bale-bale ri Indonesia, akses ye balla jekne’ iye masalah malotongngengna, ye turusona impact kesehatan, kesejahteraan, siagang kualitas hiduppa tau-tau ri kampongna. Calon kepala daerah ye naega parunna pateppaki sikammai kamponganngi naega appunu masalah jekne’ ri kampongna na ajadiang topprioritas ri kampanye-na siagang program kerja-na. Kesusahan assolangang jekne’ iye buakana masalah teknis ma'gello, tapi iya masalanna sosial siagang lingkungan ye butuhka solusi terintegrasi sibawa sustainable.
Data-data ri Badan Pusat Statistik (BPS) siagang ri Kementerian Kesehatan nunjukka karaeng akses jekne’ ri Indonesia masi balla jekne’. Manyu kampong baik pedesaan siagang pinggirang kota ri Sulawesi doang ye karaeng ye jekne' ripanang masakdo, ampalekena Sulawesi Timur. Karaeng masalah ye pappuni geografis, infrastruktur tamabiasa, nasaba' kurrang perhatian dari pemarenta daerah.
Contoh-contohna ri Nusa Tenggara Timur (NTT) siagang Papua, tau-tau ijaga nappung jam-jam perajeng napajek jekne' dari tempat ye bikan. Di kampongna di kota, masalah iyato karaeng kurrangya air minum layak, sibawa karaengnya limbah industri sibawa limbah rumah tangga ye mappannyulle jekne'. Karaeng masalah jekne' buakana iye masalah tampangnya jekne’, tapi karaeng cara anggallah jekne' ye betullusi.
Kurranga jekne' iye buakana karaeng kesehatan nasaba' doang iye effectsi ekonomi siagang sosial. Jam-jam ri kampongan jekne’ bisa kuranganna waktu angkaita assola, atau ipake assola, sibawa macca. La situ jekne’ ye inja bisa nandakanna tau doang makki'to inja panyakki seperti diare, panyakki kulit, siagang inja lebih malasa seperti kolera, sibawa penurangan kualitas hiduppa tau-tau.
Untuk calon kepala daerah, appunu masalah jekne' iye cara nyata angkaita ri kampongna. Cara anggallah jekne' iye buakana risko panyakki na ajari kesempatan ri tau-tau kampong assolangi layana-layana pemarenta ye layak. Ide-ide nyata calon kepala daerah anggalla masalah jekne' bisa ajari perbaiki infrastruktur jekne’, perbaiki sibilawa sumur, pipa, jekne’, bikkang cara anggalla jekne' sibawa international sibilawa local partner, regulasi jekne' sibawa mappakeang kampongan jekne'.
Di segi linna, masalah perubahan iklim makin parahka ketersediaan jekne'. Kekeringan kuttulu turunka ri beberapa kampong karaeng ketersediaan jekne' ye kurrang sibawa banjir ye dappung. Perubahan ini iye mesti jadi priority utama calon kepala daerah na.Air bersih adalah kebutuhan dasar bagi seluruh makhluk hidup di dunia, terutama bagi kehidupan manusia. Namun, di banyak daerah di Indonesia, akses terhadap air bersih masih menjadi permasalahan serius yang berdampak langsung pada kesehatan, kesejahteraan, dan kualitas hidup masyarakat. Calon kepala daerah yang ingin membawa perubahan signifikan harus menjadikan isu ini sebagi prioritas utama dalam kampanye dan program kerja mereka. Kesulitan dalam mendapatkan air bersih bukan hanya masalah teknis, tetapi juga persoalan sosial dan lingkungan yang membutuhkan solusi terintegrasi dan berkelanjutan.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa akses air bersih di Indonesia masih jauh dari kata merata. Banyak daerah di Indonesia, baik pedesaan dan pinggiran kota terutama pada wilayah timur dan pedalaman, masih belum memiliki akses memadai terhadap air bersih. Faktor geografis, infrastruktur yang terbatas, serta kurangnya perhatian dari pemerintah daerah menjadi penyebab utama.
Sebagai contoh, di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Papua, banyak masyarakat yang harus berjalan berjam-jam hanya untuk mendapatkan air dari sumber air yang bahkan tidak higienis dan belum tentu layak untuk dikonsumsi. Sementara itu, di perkotaan, masalah yang dihadapi adalah keterbatasan layanan air minum yang layak dan meningkatnya pencemaran air akibat aktivitas industri dan limbah rumah tangga. Hal ini menunjukkan bahwa isu air bersih bukan hanya soal keberadaan sumber air, tetapi juga bagaimana air tersebut dikelola dan disalurkan dengan benar.
Kurangnya akses terhadap air bersih tidak hanya mempengaruhi kesehatan masyarakat, tetapi juga berdampak pada aspek ekonomi dan sosial. Waktu yang dihabiskan untuk mengumpulkan air mengurangi kesempatan bagi warga untuk bekerja atau belajar. Selain itu, air yang tercemar dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti diare, infeksi kulit, hingga penyakit yang lebih serius seperti kolera, sehingga mengakibatkan peningkatan angka kematian dan menurunnya kualitas hidup.
Bagi calon kepala daerah, menyelesaikan masalah air bersih adalah cara nyata untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di wilayah yang dipimpinnya. Dengan menjamin ketersediaan air bersih, calon kepala daerah tidak hanya mengurangi risiko penyakit, tetapi juga memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mendapatkan akses layanan publik yang memadai dan layak digunakan. Beberapa langkah konkret yang dapat diambil oleh calon kepala daerah untuk mengatasi permasalahan air bersih. Pertama, memperbaiki dan memperluas infrastruktur pengelolaan air. Ini mencakup pembangunan dan perbaikan jaringan pipa, instalasi pengolahan air, penyediaan sumur bor, sistem penyaringan air, serta penyediaan tangki air di daerah yang sering mengalami kekeringan bisa menjadi solusi jangka pendek. Kedua, mendorong kerjasama antara pemerintah daerah dengan sektor swasta dan lembaga internasional untuk mempercepat penyediaan teknologi dan pendanaan bagi program air bersih. Ketiga, memperkuat regulasi terkait perlindungan sumber daya air, termasuk pelarangan pembuangan limbah industri dan rumah tangga yang mencemari air.
Di sisi lain, perubahan iklim juga semakin memperburuk masalah ketersediaan air. Kekeringan yang lebih sering terjadi akibat perubahan pola cuaca membuat cadangan air bersih semakin terbatas. Banjir, yang menjadi masalah tahunan di beberapa daerah, turut mencemari sumber-sumber air yang ada. Oleh karena itu, tantangan lingkungan ini harus menjadi perhatian utama calon kepala daerah dalam merumuskan kebijakan air bersih yang berkelanjutan.Clean water is a basic need for all living things in the world, especially for human life. However, in many areas in Indonesia, access to clean water is still a serious problem that has a direct impact on the health, welfare, and quality of life of the community. Prospective regional heads who want to bring about significant change must make this issue a top priority in their campaigns and work programs. The difficulty in obtaining clean water is not only a technical problem, but also a social and environmental problem that requires integrated and sustainable solutions.
According to data from the Central Statistics Agency (BPS) and the Ministry of Health, access to clean water in Indonesia is still far from equal. Many areas in Indonesia, both rural and suburban, especially in the eastern and interior regions, still do not have adequate access to clean water. Geographical factors, limited infrastructure, and lack of attention from local governments are the main causes.
For example, in East Nusa Tenggara (NTT) and Papua, many people have to walk for hours just to get water from water sources that are not even hygienic and not necessarily suitable for consumption. Meanwhile, in urban areas, the problems faced are the limited availability of clean drinking water services and increasing water pollution due to industrial activities and household waste. This shows that the issue of clean water is not only about the existence of water sources, but also how the water is managed and distributed properly.
Lack of access to clean water not only affects public health, but also has an impact on economic and social aspects. Time spent collecting water reduces opportunities for residents to work or study. In addition, polluted water can cause various diseases, such as diarrhea, skin infections, to more serious diseases such as cholera, resulting in increased mortality rates and decreased quality of life.
For prospective regional heads, solving the problem of clean water is a real way to improve the quality of life of the community in the areas they lead. By ensuring the availability of clean water, prospective regional heads not only reduce the risk of disease, but also provide opportunities for the community to get access to adequate and suitable public services. Several concrete steps that can be taken by prospective regional heads to overcome the problem of clean water. First, improve and expand water management infrastructure. This includes the construction and repair of pipe networks, water treatment installations, the provision of drilled wells, water filtration systems, and the provision of water tanks in areas that often experience drought can be a short-term solution. Second, encourage cooperation between local governments, the private sector and international institutions to accelerate the provision of technology and funding for clean water programs. Third, strengthen regulations related to the protection of water resources, including the prohibition of industrial and household waste disposal that pollutes water.
On the other hand, climate change is also worsening the problem of water availability. More frequent droughts due to changes in weather patterns are making clean water reserves increasingly limited. Floods, which are an annual problem in several areas, also pollute existing water sources. Therefore, these environmental challenges must be the main concern of regional head candidates in formulating sustainable clean water policies.- Affiliation
- Universitas Bosowa
- Age
- 16-21
Enable comment auto-refresher