The old airport has been empty for a long time
This is a Response to the Pemuda Bersuara Berdaya wikithon
Bandara Lama Mandai, yang riolo menjadi titik masuk utama untuk perjalanan udara di Sulawesi Selatan, sekarang diabaikan setelah peran utamanya digantikan oleh Bandara Internasional Sultan Hasanuddin. siagang sisa'na butta lompo, anne bandara sanna' lompona potensina untu' nipake ammotere' untu' kaparalluangna tau Sulawesi Selatan, terutama Makassar siagang Maros. Ri wattu angngewai perkembangang kamma-kammaya anne siagang tuntutangna tau jaia, pammarenta lokal akkullei na pertimbangkang siapa are langkah inovatif untu' ampa'gunai anne tampaka, baji' ri bidang sejarah, olahraga siagang lingkungang.
Se're ide menarik iamintu ampa'jari Bandara Mandai Tua a'jari museum sejarah bandara ri Indonesia. Bandara anne akkullei nipinra ajari objek wisata pendidikan yang ancaritai sejarah pambangunang bandara, baji ri Sulawesi kammayatompa ri Indonesia secara keseluruhan. siagang pameran pesawat toa, peralatan penerbangan, kammaya tompa informasi ri sesena perkembangan ri lino penerbangan, anne museum la'jari objek wisata yang tena na la'pangngajarrang bawang, mingka la'sare tongi kontribusi ri ekonomi daerah. Turis battu ri tangnga siagang pantarang pa'rasangang labattui untu' anciniki sejarah penerbangan, siagang anne akkullei a'jari se're langkah mange ri dallekang untu' ampa'la'bangi pariwisata ri Sulawesi Selatan. pantaranganna anjo, anne museum akkullei ajari pusat pendidikan untuk ana'-ana' sikola, ana'-ana' sikola siagang ana'-ana' sikola tinggi nu ero' angngassengi la'bi ri sesena sejarah penerbangan siagang peran pentingna bandara ri kemajuanna se'rea daerah. Paentengna anne museum tantu rie' dampak baji'na ri pa'paentengang kasadaranna sejarah siagang a'kulle a'jari warisan budaya penting untuk generasi ri boko. Alternatif maraeng yang akkulle ni pertimbangkan iamintu ampa'jari butta bandara mandai tua a'jari tampa' untu' ambangung stadion sepakbola. Rakyat Makassar siagang Sulawesi Selatan umumna sanna' nangaina sepakbola, siagang nia'na stadion standar internasional modern la'jari pa'banggaang. Stadion anne teai bawang a'jari tampa' pa'tandingang olahraga, mingka rie' to'ji potensina a'jari pusa' pa'geo'na tau jaia, pa'pada konser musik iareka acara lompo maraengannaya. siagang stadion beru, pammarenta akkullei na pa bajiki sektor olahraga lokal na na stimulasi ekonomi ilalang pariwisata olahraga. Sikamma pa'minasa sepakbola anre'mo naparallu a'boya hiburang ri pantarang wilayah sulawesi nasaba' anne stadionga la'jari pusa'na kegiatan nu na harapkangi. Mingka, punna tujuang poko'na iamintu a'kulle a'jari dampak baji' ri lingkungang, a'pakei butta Bandara Lama Mandai salaku taman kota hijau a'kulle a'jari solusi ideal. Anne buttaya akkullei ni taneng siagang poko kayu siagang nipinra ajari tampa a'ra' baji' ni sungkei mange ri tau jaia. Salainna appasadia tampa rekreasi untuk masyaraka'a, anne taman kotaya la'fungsi salaku paru-paru kotaya, angngurangi polusi udara, siagang assarei kontribusi lompo untu' ampa'jagai lingkungang ri tangnga-tangngana pambangunang kotaya. Ruang terbuka yang hijau akan juga menjadi tempat nyaman untuk bersantai, melakukan olah raga ringan, atau berkumpul dengan keluarga, sehingga meningkatkan kualitas hidup orang. siagang taman kota anne, makassar siagang maros rie' tampa'na tau jaia yang ramah lingkungan siagang na dukungi gaya tallasa sehat untuk warga negarana. Anne tampa a'ra' lompoa la'jari dampak baji' ri sesena kasehatang fisik siagang mentalna pandudu'a, kammayatompa a'jari simbol komitmenna pammarenta untu' antulungi pa'jagaang lingkungang.
Sikontu-kontuna, pa'pakeang poleang Bandara Mandai Tua iami antu kasempatang bulaeng untuk pammarenta lokal untu' ampa'pilajari kualitas tallasa'na tau jaia ri wattu ampa'pilajari citra Sulawesi Selatan ri panggung nasional siagang internasional. Baji na battu ri museum sejarah bandara, stadion sepakbola modern, atau tampa hijau subur, massing-massing pappileang nia dampak positifna. Anne parallui untu pammarenta angngalle langkah yang annabaya, angngalle masukang battu ri tau jaia siagang ampa'la'bangi potensi niaka untuk masa depan yang lebih maju siagang berkelanjutan untuk Sulawesi Selatan.Bandara Lama Mandai, yang dahulu menjadi pintu masuk utama bagi perjalanan udara di Sulawesi Selatan, kini terabaikan setelah peran utamanya digantikan oleh Bandara Internasional Sultan Hasanuddin. Dengan lahan luas yang tersisa, bandara ini memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan kembali demi kepentingan masyarakat Sulawesi Selatan, khususnya Makassar dan Maros. Dalam menghadapi perkembangan zaman dan tuntutan masyarakat, pemerintah daerah dapat mempertimbangkan beberapa langkah inovatif untuk memanfaatkan area ini, baik dalam bidang sejarah, olahraga, maupun lingkungan.
Salah satu gagasan yang menarik adalah menjadikan Bandara Lama Mandai sebagai museum sejarah bandara di Indonesia. Bandara ini bisa diubah menjadi objek wisata edukatif yang mengisahkan sejarah perkembangan bandara, baik di Sulawesi maupun Indonesia secara keseluruhan. Dengan pameran pesawat lama, peralatan penerbangan, serta informasi mengenai perkembangan dunia penerbangan, museum ini akan menjadi daya tarik wisata yang tidak hanya mengedukasi, tetapi juga memberi kontribusi pada perekonomian daerah. Wisatawan dari dalam dan luar negeri akan datang untuk menyaksikan sejarah penerbangan, dan ini bisa menjadi langkah maju untuk meningkatkan pariwisata Sulawesi Selatan. Selain itu, museum ini dapat menjadi pusat edukasi bagi anak-anak sekolah, pelajar, maupun mahasiswa yang ingin mengetahui lebih dalam tentang sejarah penerbangan dan peran penting bandara dalam kemajuan sebuah daerah. Pendirian museum ini tentu saja akan berdampak positif pada peningkatan kesadaran sejarah dan dapat menjadi warisan budaya yang penting bagi generasi mendatang. Alternatif lain yang dapat dipertimbangkan adalah menjadikan lahan Bandara Lama Mandai sebagai lokasi pembangunan stadion sepak bola. Warga Makassar dan Sulawesi Selatan pada umumnya memiliki kecintaan yang besar terhadap sepak bola, dan kehadiran stadion modern berstandar internasional akan menjadi kebanggaan tersendiri. Stadion ini tidak hanya akan menjadi tempat pertandingan olahraga, tetapi juga berpotensi menjadi pusat kegiatan masyarakat, seperti konser musik atau event-event besar lainnya. Dengan adanya stadion baru, pemerintah dapat meningkatkan sektor olahraga lokal sekaligus merangsang perekonomian melalui pariwisata olahraga. Para penggemar sepak bola tidak perlu lagi mencari hiburan di luar wilayah Sulawesi karena stadion ini akan menjadi pusat kegiatan yang dinantikan. Namun, jika tujuan utamanya adalah untuk memberikan dampak positif bagi lingkungan, pemanfaatan lahan Bandara Lama Mandai sebagai taman kota yang hijau bisa menjadi solusi yang ideal. Lahan ini dapat ditanami pepohonan dan diubah menjadi ruang hijau yang asri dan terbuka untuk umum. Selain memberikan tempat rekreasi bagi masyarakat, taman kota ini akan berfungsi sebagai paru-paru kota, mengurangi polusi udara, dan memberikan kontribusi besar dalam menjaga kelestarian lingkungan di tengah padatnya perkembangan kota. Ruang terbuka hijau juga akan menjadi tempat yang nyaman untuk bersantai, berolahraga ringan, atau berkumpul bersama keluarga, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan adanya taman kota ini, Makassar dan Maros akan memiliki ruang publik yang ramah lingkungan dan mendukung gaya hidup sehat bagi warganya. Kawasan hijau yang luas ini akan memberi dampak positif pada kesejahteraan fisik dan mental warga, serta menjadi simbol dari komitmen pemerintah dalam mendukung pelestarian lingkungan.
Secara keseluruhan, pemanfaatan kembali Bandara Lama Mandai adalah peluang emas bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekaligus memperbaiki citra Sulawesi Selatan di kancah nasional maupun internasional. Entah itu melalui museum sejarah bandara, stadion sepak bola modern, atau ruang hijau yang asri, setiap pilihan membawa dampak positif yang nyata. Penting bagi pemerintah untuk mengambil langkah yang tepat, dengan mempertimbangkan masukan dari masyarakat dan memaksimalkan potensi yang ada demi masa depan Sulawesi Selatan yang lebih maju dan berkelanjutan.Mandai Old Airport, once the primary gateway for air travel in South Sulawesi, has been largely abandoned since it was replaced by Sultan Hasanuddin International Airport. However, with its vast remaining land, this old airport holds immense potential for revitalization that could benefit the people of South Sulawesi, particularly those in Makassar and Maros. In response to the region's evolving needs and the aspirations of its people, local government should explore innovative options to repurpose this space, whether in the realms of history, sports, or environmental sustainability.
One compelling idea is to transform Mandai Old Airport into an aviation history museum. This site could be turned into an educational tourist attraction showcasing the history of airports, both in Sulawesi and throughout Indonesia. The museum could feature exhibits of old aircraft, aviation equipment, and information on the evolution of aviation. Such a museum would not only serve as a cultural landmark but also contribute to the regional economy by drawing tourists from both within and outside the country, keen to learn about aviation history. This initiative would position South Sulawesi as a unique destination in the tourism landscape. Moreover, the museum could act as an educational hub for schoolchildren, students, and aviation enthusiasts who want to delve deeper into the world of flight and the crucial role airports play in regional development. Establishing this museum would undoubtedly have a positive impact on historical awareness and become a cultural legacy for future generations. Alternatively, the government could consider using the space to build a modern football stadium. Football is a beloved sport in Makassar and across South Sulawesi, and the construction of an international-standard stadium would become a source of pride for the local population. Such a stadium would not only host sporting events but could also serve as a venue for concerts and large-scale gatherings. A new stadium would stimulate the local sports industry and help boost the economy through sports tourism. Football fans would no longer need to seek entertainment outside of Sulawesi, as this stadium could become the center of exciting local and national events. If environmental sustainability is the primary focus, converting Mandai Old Airport into a public park filled with greenery could be an ideal solution. The land could be planted with trees and transformed into a green urban space open to the public. This park would provide a recreational area for the community while serving as the "lungs" of the city, helping to reduce air pollution and contribute to environmental preservation amid rapid urban growth. Public green spaces also offer areas for relaxation, light exercise, and family gatherings, which would enhance the quality of life for residents. A green city park would symbolize the government's commitment to environmental conservation, and such an area would promote healthier lifestyles among Makassar and Maros residents. The large green space would not only positively impact physical and mental well-being but also become a model for sustainable urban planning.
In conclusion, the revitalization of Mandai Old Airport presents a golden opportunity for the local government to improve residents' quality of life while elevating South Sulawesi’s profile on the national and international stages. Whether repurposed as an aviation museum, a modern football stadium, or a lush green park, each option holds clear, tangible benefits. It is crucial for the government to make informed decisions by considering public input and fully harnessing this site's potential to ensure a brighter, more sustainable future for South Sulawesi.- Affiliation
- Universitas Negeri Makassar
- Age
- 16-21
Enable comment auto-refresher